Dampak Banjir Batu Bara, 4.778,5 Hektar Lahan Pertanian Terendam

Banjir melanda Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Banjir yang melanda Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara berdampak terhadap lahan pertanian dan perkebunan. Lahan yang terendam air mencapai 4.778,5 hektar. Untuk kerugian masih proses perhitungan Pemerintah Kabupaten Batu Bara.

"Lahan pertanian dan perkebunan ikut terdampak. Kalau fasilitas umum seperti sekolah, masjid dan jalan. Masih dalam perhitungan oleh instansi terkait," kata Plt Kepala BPBD Batu Bara, Muhammad Saban Efendi Harahap kepada wartawan, Rabu malam, 18 Agustus 2021.

Selain itu, banjir juga mengakibatkan 5.806 unit rumah di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Genangan air yang melanda mencapai 1 meter. Lokasi banjir berada di empat kecamatan, yakni Kecamatan Sei Balai, Kecamatan Nibung Hangus, Kecamatan Datuk Tanah Datar dan Kecamatan Talawi 

"Untuk sampai saat ini, terdampak 5.806 rumah, yang terdiri 31 desa dan 4 Kecamatan di Kabupaten Batu Bara," ujar Saban.

Saban menyebutkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNNP) dan BPBD Provinsi Sumatera Utara dijadwalkan akan turun ke Kabupaten Batu Bara, Kamis besok, 19 Agustus 2021.

"Insha Allah, besok tim BPBD Provinsi Sumut dan BNPB turun untuk menginventarisasi dari dampak banjir ini di Kabupaten Batu Bara untuk masyarakat dan pasca bencana lah," sebut Saban.

Banjir ini, menurut Saban sudah terjadi selama 4 hari sejak 15 Agustus 2021. Begitu juga, BPBD Batu Baru juga sudah mendirikan 6 posko pengungsian disertai dengan dapur umum. "Ada ratusan warga ada mengungsi di 6 posko itu," tutur Saban.

Saban mengatakan pihak BPBD Batu Bara dan Pemkab Batu Bara sudah memberikan bantuan sosial kepada warga menjadi korban banjir seperti sembako dan perlengkapan mandi dan cuci. "Untuk korban tidak ada dan jangan ada korban lah," lanjut Saban.

Selain intensitas hujan yang tinggi, Saban menjelaskan banjir disebabkan air kiriman dari Kabupaten Simalungun dan Kisaran Kabupaten Asahan melalui Sungai Sei Balai.

"Banjir ini, terjadi karena curah hujan yang tinggi, serta banjir kiriman dari Simalungun dan Kisaran. Jadi, air itu berkumpul di Batu Bara," sebut Saban.

Selain itu, Saban mengungkapkan terdapat 4 tanggul jebol akibat debit yang tinggi. Namun, sudah dilakukan penutupan, agar tidak membuat dampak genangan air semakin tinggi.

"Banjir kiriman, debit air tinggi membuat tanggul jebol. Aliran sungai Sei Balai, ada sekitar empat titik," kata Saban.

Saban menjelaskan untuk kondisi banjir, beberapa lokasi air sudah surut. Ada juga sejumlah daerah genangan air semakin tinggi.

"Ada beberapa daerah di bagian atas sudah surut. Namun, di daerah bagian bawah semakin tinggi airnya 50 cm sampai 1 meter. Di wilayah kita daerah hilir, ada 4 desa lah," tutur Saban.

Saban menambahkan pada 2021 sudah tiga kali banjir melanda Kabupaten Batu Bara ini. "Namun, banjir kali ini yang terparah dampaknya," ujar Saban.