Ganjar Diprotes Daerah-daerah gara-gara Perbedaan Data COVID-19

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin rapat koordinasi penanganan pandemi COVID-19 di kantornya, Semarang, Senin, 16 Agustus 2021.
Sumber :
  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengklaim bahwa tingkat penularan COVID-19 di provinsi itu dalam beberapa waktu terakhir telah turun. Berdasarkan data, positivity rate turun dari minggu ke-31 sebanyak 26,07 persen menjadi 21,20 persen pada minggu ke-32.

Penjabat Sekretaris Daerah Jawa Tengah Prasetyo Aribowo mengatakan, upaya pemeriksaan dan pelacakan membuahkan hasil cukup bagus, begitu juga bed occupancy rate (BOR) terus menurun.

"Dari beberapa daerah yang awalnya masuk level 4 sekarang menjadi level 3. BOR saat ini untuk ICU sebesar 55,04 persen, turun dari pekan sebelumnya 62,02 persen. Untuk BOR isolasi juga menurun, dari 43,62 persen minggu ke-31 saat ini menjadi 35,16 persen," kata Prasetyo saat rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Semarang, Senin, 16 Agustus 2021.

Menurut Gubernur Ganjar Pranowo, ada beberapa daerah yang kenaikan tingkat penularannya masih cukup tinggi, antara lain Cilacap, Klaten, Temanggung, dan Banyumas. Namun jika menggunakan asessment level, hanya ada satu daerah yang terkategori zona merah, yakni Kota Magelang.

"Kalau kita pakai data kita, indikator epidemiologis, belum ada yang kuning, oranye semuanya. Yang merah hanya Wonogiri, Kabupaten Magelang, dan Banyumas—masih merah. Kecamatannya hanya sedikit; kalau dilihat per desa, sudah banyak yang hijau," katanya.

Pemerintah provinsi terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengenai fitting data sebab sampai kini masih terjadi perbedaan data. "Beberapa kabupaten/kota mengeluh ke saya, ‘Pak, kok datanya beda: punya kita tidak sebanyak itu’. Maka kita terus memperbaiki ini, dan sudah mulai terlihat hasilnya.”

Kini Jawa Tengah menjadi satu-satunya daerah yang sistemnya sudah diselaraskan dengan sistem pengolahan data pemerintah pusat. Dengan begitu, maka tinggal penyesuaian data untuk menyelesaikan persoalan perbedaan data.

Teguh Joko Sutrisno/Semarang