CSIS: Golkar Selalu Berikan Solusi Teknokratik
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA - Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, menyampaikan bahwa Partai Golkar adalah partai yang selalu memberikan solusi teknokratis untuk menuju jalan kesejahteraan. Baik melalui jalan politik, jalan ekonomi, maupun jalan solusi sosial yang tadi disampaikan.
"Partai Golkar dan CSIS memiliki kesamaan dalam menyongsong 2045 yaitu mengembangkan riset dalam pembangunan sumber daya manusia," kata Philips secara virtual, dikutip pada Rabu, 11 Agustus 2021.
Philips mencatat apa yang diharapkan dan dipikirkan Partai Golkar kurang lebih serupa dengan apa yang dipikirkan oleh CSIS menuju Indonesia 2045. Bahwa seperti Partai Golkar, CSIS juga memberikan perhatian besar pada riset-riset mengenai pembangunan manusia.
"Dan karena pandemi, juga menyadarkan kita bahwa aspek kesehatan masyarakat penting,” kata Philips.
Baca juga: Golkar: Teknologi Informasi Bukan Keniscayaan tapi Sudah Kebutuhan
Philips menuturkan sustainable economy, green economy, circuler ekonomi yang disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga merupakan bagian dari perhatian dan riset CSIS.
"Penguasaan teknologi, pendidikan yang dilakukan secara doble track dan mewujudkan ekonomi inklusif yang menghindari ketimpangan dan juga mengurangi keretakan sosial," katanya.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pidato kebangsaan pada peringatan 50 tahun berdirinya CSIS pada Selasa, 10 Agustus 2021, secara virtual. Dalam kesempatan itu, Airlangga mengemukakan berbagai tantangan menuju Indonesia 2045 atau mewujudkan kesejahteraan, antara lain perubahan iklim dan menipisnya sumber daya, perkembangan demografi (dan aging), urbanisasi, inovasi teknologi (digital) dan revolusi industri 4.0, dan kesempatan dan ketimpangan.
Kemudian, lanjut dia, ada tiga pilar yang harus menjadi perhatian. Pertama, pembangunan manusia, ketahanan kesehatan, dan penguasaan teknologi.
Kedua, pembangunan ekonomi yang berbasis kepada global value chain, peningkatan produktivitas, pengembangan blue economy, green economy dan circular economy yang mendorong pembangunan berkelanjutan secara inklusif. Ketiga, memperkuat ketahanan kohesi sosial dan tenun kebangsaan Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian itu menekankan pentingnya membangun sistem ketahanan kesehatan. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari pandemi COVID-19 untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
"Kita harus membangun sistem dan fasilitas kesehatan publik di sektor hulu yang mengedepankan aspek pencegahan terutama menyangkut gizi, penyehatan lingkungan, perubahan perilaku sehat. Pada aspek penanganan kesehatan, membangun sistem dan fasilitas kesehatan di sektor hilir, termasuk produksi vaksin dalam negeri yang mengurangi ketergantungan negara lain," kata Airlangga yang kini dipercaya sebagai Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).