Gubernur Lega Sumatera Selatan Tak Termasuk Provinsi Lonjakan COVID-19

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, disuntik vaksin COVID-19.
Sumber :
  • VIVA/Sadam Maulana

VIVA – Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru belum memastikan perpanjangan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di daerahnya walau akan berakhir pada 9 Agustus 2021.

“Keputusan diperpanjang atau tidak akan disampaikan pada lusa nanti pas tanggal 9 Agustus, tapi kabar baiknya Sumsel tidak lagi mengalami peningkatan kasus yang tinggi seperti dulu,” kata dia setelah mengikuti rapat evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level Empat yang dipimpin Menteri Koodinator Perekonomian Airlangga Hartanto secara virtual, di Palembang, Sabtu, 7 Agustus 2021.

Menurutnya, dalam rapat itu belum membahas perpanjangan masa PPKM Level 4 atau tidak, melainkan hanya mendengarkan penilaian hasil evaluasi dari pemerintah pusat.

"Hasil evaluasi, Sumatera Selatan tidak masuk dalam lima provinsi di luar pulau Jawa dan Bali yang mengalami peningkatan kasus konfirmasi positif ataupun kasus aktif COVID-19," katanya.

Keputusan diperpanjang atau tidak, katanya, tergantung penilaian dari Pemerintah Pusat berdasarkan dari berhasil penilaian terhadap dua indikator yang ditetapkan untuk penanggulangan COVID-19. Kedua indikator ialah kedisiplinan masyarakat dengan protokol kesehatan dan komitmen pemerintah daerah untuk menegakkan pengendalian mobilitas masyarakat.

“Dua indikator ini, kalau menurut saya, sudah berhasil dipenuhi oleh Sumsel; masyarakat sudah mulai patuh dan pemerintah dengan satu komando kompak melakukan pengendalian mudah-mudahan tidak diperpanjang lagi,” katanya.

Ia membenarkan, di sisi lain selama masa PPKM Level 4 tahap kedua ini, 13 kabupaten kota berada di zona merah atau penyebaran tinggi, sedangkan empat daerah lainnya berada dalam zona kuning atau penyebaran sedang, namun peningkatan itu tergolong wajar yang tidak bisa terelakkan.

Ia mengungkap, saat ini tumbuh kesadaran masyarakat untuk melakukan testing atau pemeriksaan kesehatan menggunakan tes usap antigen atau PCR di fasilitas kesehatan. Dengan begitu pemerintah daerah makin mudah untuk melakukan tracing dan treatment.

"Di Sumsel testing dan tracing itu sudah masif, maka wajar kalau terjadi fluktuasi tersebut lalu untuk treatment-nya sudah siap wisma atlet contohnya, jadi indikator tadi sudah kita jalankan," katanya. (ant)