Laboratorium RSUD Makassar Sudah Sanggup Deteksi Varian Baru COVID-19

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meninjau Laboratorium PCR RSUD Daya Makassar sebelum pengoperasiannya untuk mendeteksi sampel uji usap untuk varian baru COVID-19, Minggu, 1 Agustus 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meninjau RSUD Daya Makassar untuk melihat cara kerja teknologi terbaru di laboratorium polymerase chain reaction (PCR) yang diklaim mampu mendeteksi seluruh varian baru COVID-19.

"Nantinya, semua sampel akan diuji di Lab Makassar Revover yang ada di RSUD Daya ini. Kita punya teknologinya dan ini sudah canggih bisa deteksi varian barunya juga," kata Ramdhan di Makassar, Minggu, 1 Agustus 2021.

Ia mengatakan, laboratorium itu disiapkan oleh pemerintah kota untuk mendeteksi sampel cairan lendir dari hasil tes usab (swab/PCR), dengan sensitivitas tinggi yang mampu mendeteksi empat varian baru COVID-19.

Danny Pomanto menyatakan, sejak adanya varian baru COVID-19 di Indonesia, hampir seluruh sampel yang dicurigai adalah varian baru, dikirim ke Kemenkens Jakarta untuk mengeceknya karena teknologi yang dimiliki di Makassar masih sangat terbatas.

"Jadi kalau menggunakan alat PCR biasa, kalau [varian] Delta tidak dapat dideteksi, dianggap negatif. Di sini, super sensitif, bisa mendeteksi varian baru yang bergeser dari pada virus corona," kata Danny.

Dalam pengoperasiannya, kata dia, laboratorium biosafety level 2 (BSL) bakal menerima sampel selama 24 jam atau jika dihitung bisa memeriksa sampai 1.200 sampel dalam sehari.

"Apalagi Laboratorium BSL Level 2 seperti ini baru ada dua di Indonesia di Pondok Indah Jakarta dan RSUD Makassar. Kita tinggal tinggal menunggu izin dari provinsi agar statusnya sebagai lab bisa cepat keluar, agar ini bisa membantu," katanya.

“Sekali lagi, ini murni untuk membantu, bukan untuk gagah-gagahan. Saya sampaikan, jangan sampai ada lagi orang bereaksi berlebihan: ini membantu di era pandemi seperti ini.”

Laboratorium itu akan diperuntukan bagi setiap warga yang terdeteksi COVID-19 oleh Tim Detektor tanpa dipungut biaya sepeser pun.

"Jadi semua orang yang dideteksi oleh detektor kalau ada warga yang sakit, maka tim COVID Hunter datang, semua biaya gratis kalau lewat [Tim] Detektor dan COVID Hunter; kalau mandiri, itu dia komersial," katanya.

Melalui Posko yang akan dibuat pada tingkat RW dan kelurahan, Danny meminta warganya untuk melapor jika ada yang sakit. Pemerintah telah membuka nomor telepon pelaporan 122 dan Tim Detektor serta COVID Hunter segera datang jika ada warga yang melapor. (ant)