Kebakaran di Perbukitan Sekitar Danau Toba, 45 Hektare Lahan Ludes
- Putra Nasution/VIVA.
VIVA – Tim gabungan melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di perbukitan di sekitar Danau Toba, tempatnya di Dusun Sigulati, Desa Sari Marrihit, Kecamatan Sianjur Mula Mula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Api Karhutla tersebut, pertama kali terlihat warga sekitar pada Jumat malam, 30 Juli 2021, sekitar pukul 19.52 WIB. Tim gabungan dari Manggala Agni Daops Sumatera II bersama Petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Samosir, TNI/Polri dan warga harus bekerja ekstra keras dalam memadamkan api. Karena, lokasi kebakaran berada diperbukitan dan harus ditempuh dengan berjalan kaki.
"Laporan diterima Jumat pukul 19.52 WIB. Personel kita langsung turun ke lokasi dan bergabung melakukan proses pemadaman," sebut Kepala Daops Manggala Agni Daops Samatera II Anggiat SP Sinaga, Minggu, 1 Agustus 2021.
Anggiat mengungkapkan api berhasil dijinakkan pada Sabtu 31 Juli 2021, sekitar Pukul 05.30 WIB. Kemudian, tim gabungan tetap bekerja dengan melakukan penyisiran untuk memastikan titik-titik api benar-benar sudah padam.
Anggiat mengatakan, untuk total lahan terbakar, sekitar 45 hektare. Namun, belum diketahui penyebab kebakaran tersebut dan masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian dari Polres Samosir.
"Pukul 09.00 WIB tim melakukan penyisiran bara api di lokasi Karhutla untuk memastikan tidak ada lagi titik api. Total luas lahan yang terbakar sekitar 45 hektare," jelas Anggiat.
Anggiat mengungkapkan bahwa api cepat merambat karena cuaca di kawasan Danau Toba kerap terjadi angin kencang. Sehingga kebakaran dengan seketika meluas.
Baca juga: Jokowi: Semoga Langkah RI Dimudahkan Menang Lawan COVID-19
Selain itu, juga topografi daerah yang terjadi kebakaran berada di bukit yang curam di sekitar Danau terbesar di Asia Tenggara itu.
"Karhutla di tepian Danau Toba selalu gitu. Sore hari sering terjadi Karhutla, di situ juga angin kencang," kata Anggiat.
Lokasi lahan yang terbakar, berada di wilayah perbukitan yang dipenuhi ilalang dan pohon pinus. Lahan yang terbakar merupakan hutan lindung dan lahan masyarakat.
"Indikasinya kebakaran terjadi diduga karena kelalaian masyarakat. Setelah pemadaman, kita juga melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk tidak sembarangan membakar sampah di kebun mereka," kata Anggiat.
Selain sosialisasi, Anggiat mengimbau masyarakat untuk dapat peduli dengan lahan pertaniannya. Jangan sembarangan membakar sampah di areal perkebunan. Yang bisa memicu kebakaran besar seperti ini.
"Kita imbau kepada masyarakat dan juga seluruh instansi yang terkait dalam penanganan karhutla agar lebih peduli dan tanggap," jelas Anggiat.