Puan Minta Pemerintah Tak Sembunyikan Data COVID-19

Ketua DPR Puan Maharani
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Ketua DPR Puan Maharani meminta kepala daerah untuk jujur dan transparan, terkait data pasien yang terpapar COVID-19 di daerahnya masing-masing. Ia meminta agar tidak ada yang ditutup-tutupi. Apalagi hanya ingin dibilang sukses mengendalikan pandemi. 

Koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, juga menurut Puan semestinya terus diperkokoh. 

"Kepala daerah harus jujur dan transparan tentang data di daerahnya. Jangan demi dibilang berhasil menangani COVID-19, lalu data sesungguhnya di lapangan tidak dibuka ke publik bahkan tidak dikerjakan dengan benar," kata Puan, kepada wartawan Kamis 22 Juli 2021.

Puan mengatakan, pemerintah daerah sekalipun seharusnya dapat berkontribusi lebih besar dalam penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19. Pelacakan, kata Puan, adalah salah satu yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah.

"Jangan karena persoalan status zonasi merah, hitam, kuning, hijau lalu datanya yang sengaja dibuat tidak muncul atau sebaliknya dibesar-besarkan. Kepercayaan rakyat adalah taruhan yang besar, tergantung bagaimana penanganan di lapangan," jelasnya.

Memperbanyak cakupan dan jangkauan tes COVID-19, lanjut Puan, seharusnya juga menjadi kesadaran dan kebutuhan bagi seluruh jajaran pemerintah. Tidak hanya untuk memetakan persebaran wabah, tes juga krusial untuk melihat efektivitas segala upaya yang telah dilakukan bersama dalam menangani pandemi COVID-19 ini.

"Refocusing anggaran di bidang kesehatan seharusnya bisa makin optimal untuk penanganan persoalan seperti ini," ujarnya.

Politikus PDI Perjuangan ini menambahkan, data yang jujur juga adalah fondasi untuk rakyat mau bersabar lagi mengikuti kebijakan pemerintah. Sekali saja dibaca bahwa data yang disodorkan pemerintah sekadar statistik yang diotak-atik, kata Puan, kredibilitas dan tingkat kepercayaan kepada pemerintah akan terus dipertanyakan dan kebijakan-kebijakannya tak akan sepenuhnya diikuti.

"Penanganan pandemi harus berdasarkan sains, ilmu pengetahuan, bukan intuisi. Indikator yang dipakai juga harus sesuai dengan konsensus sains dan medis," katanya.