Idul Adha, Suramadu Sepi Pemudik yang 'Toron' ke Madura
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Jembatan Suramadu sepi pemudik di tengah momentum libur Idul Adha 1442 Hijriah hari ini, Selasa 20 Juli 2021. Biasanya dua atau satu hari sebelumnya, banyak warga Madura yang merantau di Kota Surabaya atau provinsi dan daerah lain. ‘Toron’ istilah mudik bagi warga Madura, untuk merayakan Idul Adha di kampung halaman.
Pengamatan VIVA sejak Senin malam sekira pukul 20.00 WIB, kendaraan yang melintas, baik roda dua maupun lebih, di Jembatan Suramadu dari arah Surabaya menuju Madura terbilang sepi, bahkan lebih sepi dari hari-hari normal. Itu berbeda dari Idul Adha tahun-tahun sebelumnya yang biasanya dipadati antrean kendaraan, terutama roda dua.
Kendati begitu, penyekatan tetap dipasang oleh petugas dengan pola zigzag. Saat penyekatan diberlakukan beberapa waktu lalu, penyekatan berfungsi guna membuat laju kendaraan pelan sehingga memudahkan petugas dalam melakukan pemeriksaan.
Dari Bangkalan hingga Sumenep, volume kendaraan amat sedikit, baik dari arah Madura menuju Surabaya maupun sebaliknya. Petugas menutup akses menuju kota di setiap kabupaten.
Di Kabupaten Sampang, misalnya, petugas menutup total jalur di pertigaan Kecamatan Torjun. Kendaran dari arah Surabaya pun diarahkan ke kanan menuju jalan alternatif. Begitu pula di Kabupaten Pamekasan dan Sumenep.
Kendati begitu, gema takbir menyambut Idul Adha terdengar kencang di masjid-masjid di sepanjang jalan dari Bangkalan hingga Sumenep. Tidak ada takbir keliling ditemui di jalan sehingga kemacetan tidak terjadi. Sepertinya, gencarnya informasi dan sosialisasi PPKM Darurat membuat warga malas dan ogah melaksanakan kegiatan Idul Adha sesemarak tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Jatim tetap melakukan antisipasi untuk mencegah membludaknya pemudik yang ‘toron’ ke Madura. Pengendalian di Suramadu pun tetap dilakukan dan ditinjau langsung Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Wakil Kepala Polda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo, dan Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan pada Senin malam.
Emil mengatakan, pengendalian arus lalu lintas dirasa penting. Mengingat, tren kenaikan kasus COVID-19 terjadi pada saat arus besar mudik. Momen tersebut mengakibatkan kemacetan dan kerumunan.
"Ada atensi yang sangat tinggi terhadap risiko apabila ada mobilitas. Maka, belajar dari pengalaman tahun lalu, kami memantau langsung di lapangan pada jam-jam di mana orang-orang biasanya mencoba melanggar," ujarnya.
Namun, dia menjelaskan, bahwa dirinya sangat senang melihat adanya perubahan yang cukup signifikan dalam tren antrean lalu lintas menjelang Lebaran Idul Adha. Sebab, menurut data Dirlantas Polda Jatim, terjadi penurunan volume kendaraan sebanyak 70 persen dibandingkan tahun lalu.
"Ada berita tentang warga ‘toron’ yang memenuhi Jembatan Suramadu. Tapi kenyataan di lapangan sekarang tidak demikian. Bukan berarti tidak ada yang ‘toron’. Tentu ada, tetapi kita sudah memenuhi komitmen bahwa mereka yang dialgomerasi, mereka yang ingin mencari nafkah tidak dihalangi," ujar Emil.