DPR Desak Kemenkes dan BPOM Selesaikan Uji Klinis pada Ivermectin
- Antara/Kementerian BUMN.
VIVA - Pemerintah didorong untuk memberikan keseriusan dalam penyediaan obat-obatan bagi masyarakat yang terpapar Covid-19. Ada 8 jenis obat yang dipergunakan untuk mengobati pasien Covid-19 seperti Azythromycin, Multivitamin, Ivermectin, Oseltamivir, Remdesivir, Favipiravir, IV Immunogobulin (IVIg), dan Tocilizumab (Actemra).
Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, menyebutkan dari kedelapan jenis obat yang dipaparkan tersebut, Ivermectin menjadi salah satu yang menarik. Sebab, ketika menkes menyebutkan Ivermectin, itu sama artinya bahwa obat tersebut benar-benar dibutuhkan bahkan bisa jadi telah diberikan ke banyak pasien yang terpapar.
"Anehnya, di lapangan Ivermectin itu diperdebatkan. Kalau sudah dipergunakan, semestinya yang perlu dilakukan adalah studi lanjutan. Termasuk uji klinis dan Emergency Use Authorization-nya," kata Saleh, kepada wartawan, Senin, 19 Juli 2021.
Saleh meminta Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk segera mempercepat proses uji klinis terhadap Ivermectin. Sebab, di banyak negara Ivermectin sudah banyak dipergunakan dan berdasarkan laporan yang ada, Ivermectin sejauh ini dinilai efektif untuk menyembuhkan orang yang terpapar Covid-19.
"Harus ada percepatan dan pemotongan birokrasi yang tidak perlu. Bagus juga jika dilakukan benchmark dengan negara-negara lain yang sudah lebih dahulu berhasil dan telah mengeluarkan EUA. Dalam situasi seperti ini, harus ada sense of emergency-nya. Pandemi tidak bisa diatasi dalam format business as usual," ujarnya.
Baca juga: Sikap BPOM Dicap Simpang Siur soal Ivermectin Obat COVID-19
Saleh mengaku senang mendengar bahwa uji klinis terhadap Ivermectin sedang dilakukan di delapan rumah sakit. Namun akan lebih baik lagi jika prosesnya dipermudah agar segera bisa diperoleh kesimpulan secara akademik dan pada akhirnya, EUA bisa juga segera dikeluarkan.
Keberadaan Ivermectin sebagai obat Covid-19 dinilai sangat penting. Karena di tengah meningkatnya eskalasi orang yang terpapar, kebutuhan obat memang sangat mendesak terlebih Ivermectin ini adalah obat yang sangat murah yang dapat diakses masyarakat.
"Dari jenis-jenis obat lainnya, saya dengar Ivermectin paling murah. Bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Karena itu, ketersediaannya harus dijaga agar tidak terjadi kelangkaan. Kalau langka, ya harganya nanti bisa naik. Di sini letak pentingnya peran Kemenkes dan BPOM untuk mengawal agar obat ini tersedia dalam jumlah yang cukup," ujarnya.