Wapres Ma'ruf Ajak Ulama Ikut Tanggulangi COVID-19

Wapres Ma'ruf Amin di kediamannya
Sumber :
  • Setwapres RI

VIVA – Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, mengajak para ulama untuk berjuang bersama pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19. Di tengah masyarakat yang terpapar saat ini semakin tinggi, begitu juga dengan angka kematian.

"Atas nama sahabat dari pada para ulama, saya ingin mengajak sahabat-sahabat saya semua, untuk bersama-sama pemerintah menanggulangi bahaya COVID-19 yang demikian besar dan dahsyatnya," ujar Wapres Ma'ruf Amin di Jakarta, Selasa, 13 Juli 2021.

Ia menegaskan bahwa bahaya COVID-19 di Tanah Air saat ini kian mengancam. Korban semakin banyak berjatuhan termasuk dari kalangan paramedis dan ulama.

Baca juga: Istana Jelaskan Gambar di Akun IG Jokowi Mirip Media Turki

"Tenaga kesehatan yang wafat karena Corona per 6 Juli 2021, telah mencapai 1.000 (orang) lebih, tenaga dokter sebanyak 405 orang, perawat sejumlah 399 orang, 166 bidan, 43 dokter gigi, 32 ahli tenaga laboratorium (ATLM), 9 apoteker, 6 petugas rekam radiologi," ujarnya.

"Selain itu, lebih dari 541 ulama meninggal karena COVID-19, yang terdiri dari 451 laki-laki dan 90 perempuan," lanjutnya.

Hal ini, kata mantan Ketum MUI itu, merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia sebab mencetak dokter dan paramedis lainnya tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama.

"Untuk jadi dokter itu tidak mudah, bukan satu atau dua tahun. Tapi sekarang banyak jadi korban. Ini juga kehilangan besar. Mencetak ulama itu tidak gampang, tidak mudah juga," ujarnya.

Di sisi lain, Wapres Ma'ruf juga menyesalkan bahwa saat ini masih ada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan sehingga menjadi salah satu pemicu naiknya kasus COVID-19.

"Dari laporan Satgas (COVID-19) bahwa di antara yang menyebabkan tingginya (kasus Corona), antara lain kurang patuhnya masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, kurang patuhnya menggunakan masker, dan kurang patuhnya menaati jaga jarak," katanya.

Di samping itu, banyak juga masyarakat yang belum mau di-testing dan divaksin. Ada juga yang tahu dirinya positif COVID-19 tetapi enggan melakukan isolasi mandiri.

"Pemerintah sekarang juga pontang-panting menyiapkan perawatan, sampai banyak sekarang yang pasang tenda rumah sakit, kekurangan oksigen, kekurangan tenaga kesehatan, sebenarnya ini bertumpuk-tumpuk masalah yang dihadapi," kata Wapres.