Kematian Pasien COVID-19 di Gunung Kidul Tinggi akibat Oksigen Langka
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Tingkat kematian pasien COVID-19 di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada awal Juli 2021 mencapai 63 kasus baru karena penambahannya di atas 10 kasus per hari, sehingga total kematian 323 kasus selama pandemi corona.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty, Rabu, mengatakan kasus kematian pasien COVID-19 cukup tinggi, karena dalam satu minggu terakhir atau awal Juli, sudah ada 63 kasus pasien COVID-19 meninggal dunia.
"Pasien COVID-19 yang meninggal dunia, mayoritas lansia dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta," kata dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Gunung Kidul, hingga kini, total pasien COVID-19 selama pandemi sebanyak 8.273 kasus. Rinciannya, 4.902 sembuh, 3.048 dalam perawatan, dan 323 meninggal dunia.
Dewi juga mengatakan ada beberapa pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri yang meninggal dunia karena tidak mendapat pertolongan rumah sakit, seperti mendapat oksigen medis.
"Angka kematian pasien COVID-19 memang tinggi, salah satu penyebabnya tidak mendapat oksigen. Mereka yang butuh, misalnya, butuh [menggunakan] ventilator (alat bantu pernapasan). Ventilatornya cuma ada berapa, butuh alat [untuk memasukkan] oksigen, butuh oksigennya sendiri. Jadi tidak hanya di sini, di kota lain juga sama," katanya.
Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati mengatakan hari ini, Bangsal COVID-19 di RSUD Wonosari penuh. Dari 75 tempat tidur yang disediakan, telah terisi semua.
Saat ini, juga masih ada antrean 15 pasien terkonfirmasi COVID-19 di Instalasi Gawat Darurat yang belum mendapat tempat tidur.
"Pada Selasa (6/7), 14.00 WIB, dari 67 tempat tidur, kami tambah 14 tempat tidur, menjadi total 75 tempat tidur, langsung terisi penuh dari IGD. Begitu juga di IGD langsung penuh lagi karena banyaknya pasien COVID-19 yang isolasi mandiri membutuhkan perawatan," katanya. (ant)