Yusril: Rachmawati Soekarnoputri Seorang Nasionalis Sejati
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Mantan Menteri Hukum dan Kehakiman, Yusril Ihza Mahendra mengaku kehilangan sosok putri Presiden Soekarno (Bung Karno), Diah Pramana Rachmawati Soekarno atau Rachmawati Soekarnoputri yang meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu, 3 Juli 2021.
"Kepergian beliau terasa begitu tiba-tiba. Saya berdoa ke hadirat Allah semoga menerima segala amal kebaikan Ibu Rachma dan mengampuni segala kekhilafan beliau semasa hidupnya," kata Yusril dikutip dari Twitter.
Sejak pandemi merebak awal 2020, Yusril mengaku belum bertemu dengan Rachmawati hingga mendapatkan kabar Rachmawati wafat pada hari ini. Namun, Yusril menjadi salah seorang saksi bahwa beliau seorang yang baik hati, teguh pendirian dan menghormati pendirian orang lain.
"Kita semua kepunyaan Allah, dan kita semua akan kembali kepada-Nya," ujar mantan Tim Kuasa Hukum Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin ini.
Selama berbincang-bincang dengan Rachmawati semasa hidupnya, Yusril mengaku terasa sangat menyenangkan. Menurut dia, idealisme untuk menjaga persatuan dan memajukan bangsa tidak pernah padam. Secara politik, orang lain bisa saja beda pandangan dengan beliau. "Namun, hampir semua mengakui ketulusannya dalam bersikap," ujarnya.
Di samping itu, Yusril melihat Rachmawati sangat menghormati perbedaan-perbedaan dan menyadari semua bermuara pada satu tujuan, memelihara keutuhan bangsa dan negara serta memajukannya mengejar ketertinggalan. Sebab, beliau tidak ingin bangsa ini didikte dan dikendalikan kepentingan bangsa lain.
"Bu Rachma adalah seorang nasionalis sejati. Sikap religiusnya juga terasa, baik dalam ucapan, sikap dan tindakan. Keteguhannya memegang idealisme menyebabkan beliau menempuh cara sendiri dalam berjuang. Beliau tidak mengejar posisi dan jabatan," katanya.
Oleh karena itu, Yusril mengatakan Rachmawati sangat kritis terhadap perkembangan dan kekuasaan politik, siapa pun yang berkuasa. Mengedepankan idealisme dan rela berada di luar lingkaran kekuasaan adalah sesuatu yang melekat pada kepribadian beliau. Hal itu menjadi pelajaran dan keteladanan bagi semua.
"Selamat jalan Bu Rachma. Pulanglah ke haribaan Ilahi dengan jiwa yang tenang dan damai. Tugas-tugas Bu Rachma di dunia ini selesai sudah. Kehidupan masih akan terus berlanjut. Rajawali masih akan terus beterbangan di cakrawala. Masih ada generasi baru yang idealis seperti Bu Rachma," katanya.