Jokowi Sampai Gemetar Keterisian RSD Wisma Atlet Capai 90 Persen
- Youtube Setpres
VIVA – Angka kasus COVID-19 dan keterisian rumah sakit terutama Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, sempat membuat Presiden Joko Widodo gemetar. Lantaran tingkat keterisiannya mencapai 92 persen.
Itu dikatakan Presiden saat membuka Musyawarah Nasional ke-VIII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hari ini di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kepala Negara awalnya menjelaskan kondisi COVID-19 di Tanah Air. Indonesia mengalami puncaknya pada Januari hingga Februari 2021 hingga mencapai 176 ribu kasus aktif. Negara dengan lonjakan yang cukup drastis juga terjadi di India.
Baca juga: Buka Munas Kadin, Jokowi ke Pengusaha: Jangan Hanya Bicarakan Ekonomi
Presiden menjelaskan, Menteri Kesehatan menghubungi Menkes India, sementara Jokowi mengontak PM India Narendra Modi, untuk belajar dari negara tersebut. Hingga kemudian kasus aktif bisa perlahan diturunkan.
"Dalam empat bulan pelan pelan pelan turun sampai 87 ribu. Tapi begitu ada liburan lebaran kemarin plus varian baru, hari ini naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu (kasus aktif COVID-19)," ujar Presiden Jokowi.
Pada pertengahan Januari 2021, jelas Jokowi BOR (Bed Occupancy Rate) nasional pernah diangka 66 persen. Dengan penanganan yang dilakukan, akhirnya terus turun hingga Mei menjadi 28 persen. Jokowi mengatakan, turunnya sangat drastis.
Tapi tidak sampai sebulan, lanjutnya menjelaskan, melonjak lagi hingga hari ini mencapai 72 persen nasional. Jokowi mengatakan, patokannya adalah kondisi di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Hampir setiap malam, katanya, selalu menghubungi RS Wisma Atlet baik itu ke dokter tugas maupun Koordinator Humas dan Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut Muhammad Arifin
"Tiap jam 10 jam 12 malam coba tanya ke sana selalu telepon dokter tugas atau Kolonel Arifin mengenai keterasian bed di Wisma Atlet. Pernah September itu 92 persen, saya betul-betul sudah gemetar dan grogi betul," jelas Presiden Jokowi.
Namun dengan berbagai upaya, lonjakan kasus saat itu berhasil terus ditekan. "Bisa turun turun turun bahkan di pertengahan 18 Mei capai 15 persen. Dari 92 turun sudah menjadi 15 persen, sudah senang sekali saat itu," lanjutnya.
Sayangnya, kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Kini tingkat keterisian kembali melonjak, bahkan sudah sangat tinggi.
"Hari ini kita harus ngomong apa adanya, 90 persen. Inilah angka-angka yang harus saya sampaikan apa adanya," kata Presiden.