Varian Baru COVID-19 Menular Cuma Butuh 15 Detik

Wali Kota Malang Sutiaji
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Kasus penyebaran COVID-19 di Kota Malang, Jawa Timur, kembali meningkat. Klaster perkampungan terus bermunculan di sejumlah daerah di Kota Malang. Imbasnya jumlah keterisian kasur di sejumlah rumah sakit rujukan nyaris penuh. Bahkan, Rumah Sakit Lapangan Idjen Boulevard bed occupancy rate (BOR) sudah 100 persen.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, berdasarkan analisis sementara pemerintah setempat, penyebab meledaknya kasus COVID-19 karena warga mulai abai dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Ditandai dengan berakhirnya masa penyekatan di perbatasan usai libur lebaran. 

Mobilisasi warga mulai tak terbendung. Transmisi dari daerah lain menjadi penyebab meledaknya kasus COVID-19 di Kota Malang. Menurut data Dinas Kesehatan setempat, kini hampir 8 hingga 12 orang Kota Malang terkonfirmasi positif COVID-19 per hari. 

"Kembali lagi pada disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Kemarin mudik, setelah tidak ada penyekatan orang berbondong-bondong. Dan mereka tidak menerapkan protokol kesehatan. Inilah yang menjadi gejolak," kata Sutiaji, Senin, 28 Juni 2021.

Sedari awal, Sutiaji sudah mengingatkan aparaturnya untuk mewaspadai datangnya gelombang kedua penyebaran COVID-19. Mereka sebenarnya sempat meredam penyebaran COVID-19 di wilayahnya dan berstatus zona kuning. Kini seiring peningkatan kasus COVID-19, daerah ini berstatus zona oranye. 

Sutiaji menegaskan Pemkot Malang belum memutuskan memberlakukan jam malam atau kembali mengaktifkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) seperti sebelumnya. Menurutnya, kebijakan penanganan COVID-19 harus bersifat makro dari pusat dan diberlakukan menyeluruh di semua daerah di Indonesia. 

“Jadi, ketika daerah menerapkan jam malam tetapi daerah lain tidak melakukan itu akan muncul transmisi dari orang," katanya. 

Sutiaji kembali mengingatkan masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Jurus lainnya adalah mengoptimalkan peran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di tingkat RT/RW. 

"Karena varian baru ini berbahaya. Dari ahli epidemiologi varian baru hanya bersifat detik. Cukup 15 detik orang yang membuka masker langsung menyebar virusnya," katanya.