Satgas COVID-19 Jelaskan Cara Penularan Varian Delta hingga Alpha

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Alexander K Ginting.
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah/Tangkapan layar

VIVA – Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Alexander K Ginting menyebutkan bahwa varian baru COVID-19 dari negara lain itu cepat sekali menyebarnya dari satu orang ke orang lainya.

"Kalau varian Alpha lebih banyak flu, lebih banyak anak muda terkena. Delta itu (membuat gejala pasien) lebih berat dan lebih cepat (menular). Termasuk juga varian Beta dari Afrika Selatan," kata Alexander saat diskusi virtual di Jakarta, Sabtu, 26 Juni 2021.

Baca juga: Viral Video Risiko Mencintai Istri Orang, Netizen: Zina Kok Bangga!

Menurutnya, varian Delta atau B16172 asal India, varian Alpha atau B117 dari Inggris dengan varian Beta atau B1351 asal Afrika Selatan. Varian Alpha, memang cenderung menyerang anak muda.

Menurutnya, penularan bahwa virus varian baru Delta, Beta dan juga Alpha sama proses penularannya dengan virus COVID-19 dari China, yaitu melalui droplet, bersin dan juga saluran pernapasan.

Alex menyebut cara penularan varian Alpha, Delta dan Beta sama dengan virus SARS-CoV-2 yang berasal dari Wuhan, China. Yakni bertransmisi melalui droplet saluran napas, seperti batuk, bersin dan bicara.

Maka dari itu, ia meminta kepada masyarakat agar tetap menggiatkan menerapkan protokol kesehatan 3M: mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Hal ini sebagai upaya dalam mengatasi penyebaran COVID-19 di Indonesia.

"Penularan itu semua sama, maka 3M harus bisa dikerjakan dengan baik," pesannya.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harmadi menekankan juga agar masyarakat dapat menerapkan protokol kesehatan.

Serta, sebagai wujud untuk daya ketahanan tubuh, maka ia juga meminta masyarakat agar dapat divaksin COVID-19. Sehingga ini sebagai langkah proteksi terhadap virus corona.

"Pakai masker yang benar jaga jarak itu amat sangat membantu kita. Tapi protokol kesehatan saja tidak cukup. Kita harus membangun proteksi kita melalui vaksinasi olahraga, makanan bergizi riang gembira," kata Sony.