MUI Minta Salat Idul Adha di Zona Merah Dilaksanakan di Rumah

Sekjen MUI Amirsyah
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Amirsyah Tambunan meminta kepada masyarakat agar yang berada di zona merah sebaiknya salat Idul Adha di rumah. Hal ini sebagai langkah ikhtiar mencegah penyebaran COVID-19. 

Untuk itu, ia mengajak kepada Dewan Masjid untuk ikut serta menyuarakan salat Idul Adha di rumah untuk kawasan zona merah. 

“Kami mengajak semua pihak utamanya pengurus masjid seperti DKM pada tataran provinsi sampai pusat membicarakan mana yang masuk zona merah, mana yang masuk zona terkendali dan tidak terkendali, ” ujar Amirsyah dalam Konferensi Pers virtual MUI dan Satgas Penanganan Covid-19 bertemakan ‘Pelaksanaan Idul Adha 1442 H Aman Covid-19’, Rabu, 23 Juni 2021. 

Baca juga: COVID-19 di Kendari Melonjak, Satgas: Jangan Berkerumun!

Ia menyerukan masyarakat untuk senantiasa memprioritaskan kesehatan dan keamanan dengan menerapkan protokol kesehatan, demi mencegah penyebaran virus COVID-19. 

Dia juga mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan protokol kesehatan saat beribadah. Adapun pelaksanaan salat Idul Adha, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing.

Bagi masyarakat di zona merah, dia menyarankan agar melaksanakan salat di rumah masing-masing untuk menghindari kerumunan. 

“Menegakkan shalat itu hukumnya wajib, menjaga kesehatan itu juga wajib, namun salat bisa dilakukan di mana saja, sedangkan menjaga kesehatan harus dilakukan dimanapun. Sedangkan salat idul adha hukumnya sunnah, jangan sampai yang sunnah mengalahkan yang wajib,” katanya. 

MUI, kata dia, terus melakukan koordinasi dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat maupun daerah agar protokol kesehatan terus ditegakkan. 

Dia juga mengimbau seluruh jemaah untuk disiplin dalam menerapkan prokes yang berlaku dimanapun dan kapanpun agar tercipta kekompakan dan kebersamaan dalam menciptakan kondisi yang aman bagi semua pihak.

“Ada banyak hal yang perlu dipertegas, dalam fatwa MUI disebutkan bahwa masjid di zona merah, atau wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi, harus menghentikan atau menutup akses peribadatan agar penyebaran infeksi bisa diminimalkan,” tegasnya. 

“Perhelatan salat berjamaah di zona merah sudah sepatutnya ditiadakan. Di zona hijau pun, prokes harus tetap dijalankan dengan ketat,” sambungnya.  

Sementara itu, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda mengingatkan tidak diperkenankan melaksanakan salat Idul Adha di Masjid atau tempat terbuka di kawan/daerah zona merah. Sebab menurutnya, itu rawan menularkan COVID-19. 

Terkait pelaksanaan Idul Adha 2021, MUI tetap menggunakan Fatwa Nomor 26 Tahun 2020 tentang Sholat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Qurban di saat Pandemi COVID-19. Selain itu, dasar yang lain adalah Fatwa MUI Nomor 14.

“Kita ketahui bahwa salat Idul Adha adalah sunnah muakkadah yang menjadi syiar keagamaan, sehingga umat Islam punya keinginan kuat melaksanakan. Kita ingin melaksanakan ini secara berjamaah, tetapi dalam keadaan seperti ini, jika suatu daerah zonanya merah, maka tidak diperkenankan melaksanakan di Masjid atau tempat terbuka.” 

Sebaliknya, ujar dia, untuk di zona hijau atau kuning, salat Idul Adha diperkenankan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Misalnya dengan memakai masker, diperiksa suhu sebelum masuk masjid, maupun mencuci tangan dengan air ataupun hand sanitizer. 

“Bila zona hijau, diperbolehkan salat Idul Adha berjemaah tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, sebelum masuk lokasi dites suhu, ada tempat cuci tangan dan hand sanitiser dan protokol lainnya,” ungkapnya.  

Dia menambahkan, untuk salat Jumat yang sifatnya wajib saja, MUI sudah mengeluarkan anjuran tidak melaksanakan salat Jumat di kawasan zona merah. Maka untuk salat Idul Adha yang sifatnya sunnah muakkad tentu saja menjadi lebih utama dilaksanakan di dalam rumah untuk kawasan zona merah.