Air Laut Sempat Setinggi Dua Meter usai Gempa di Maluku Tengah

Petugas BMKG melakukan pemantauan kondisi gelombang air laut. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Warga desa pesisir Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, panik dan mengungsi ke dataran tinggi karena guncangan gempa bumi magnitudo 6,1 di daerah itu pada Rabu siang, 16 Juni 2021.

"Warga panik, goncangan gempa kuat sekali. Yang tinggal di bawah dan dekat pantai sudah mengungsi ke dataran tinggi," kata seorang pegawai Kantor Camat Tehoru, Saifuddin Silawane, saat dihubungi via sambungan telepon di Ambon.

Menurut Saifuddin, semula warga tidak begitu begitu panik saat gempa pertama terjadi sekitar pukul 12.22 WIT; mereka hanya keluar dari dalam bangunan rumah. Warga mulai berlarian mengungsi ke dataran yang lebih tinggi saat gempa susulan magnitudo 6,1.

Hingga kini kepanikan masih terjadi di Desa Tehoru, Mahu dan Pasalolu. Banyak warga yang sudah ke dataran tinggi memilih kembali ke rumah untuk mengambil barang-barang berharga untuk ikut diungsikan.

Saat gempa magnitudo 6,1 terjadi, air laut yang sedang surut tiba-tiba pasang dengan ketinggian mencapai kurang lebih dua meter dari dinding talud pembatas pesisir dan tampak bergelombang selama lebih dari satu jam.

Fenomena itu menambah kepanikan warga yang berada di kawasan pesisir pantai setempat.

"Air laut sempat naik dan masih bergelombang sampai pukul 15.00 WIT, ombaknya cukup kuat dari arah tengah laut ke pesisir pantai," kata Saifuddin.

Laporan Stasiun Geofisika Klas I Ambon (Stageof Ambon) gempa terjadi dua kali di Maluku Tengah. Gempa pertama magnitudo 3,5 di 6 km barat daya Tehoru sekitar pukul 12.22 WIT, dan gempa magnitudo 6,1 di 40 km timur Kota Masohi, kedalaman 10 kilometer pada pukul 13.43.08 WIT.

BMKG juga mengimbau warga untuk mewaspadai gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor di bawah laut pantai Japutih, Kabupaten Maluku Tengah. (ant)