Orasi Ilmiah Profesornya, Megawati Bicara Rekayasa Genetika
- YouTube
VIVA – Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menyebut teknologi kloning atau rekayasa genetika sebagai salah satu perubahan besar yang bisa mendisrupsi kehidupan manusia. Menurut Megawati lewat orasi ilmiahnya di Universitas Pertahanan (Unhan), kepemimpinan strategis amat dibutuhkan dalam kemajuan teknologi yang tentunya harus membawa dampak baik.
Megawati menilai revolusi di bidang genetika bisa mengubah keseluruhan sudut pandang tentang kehidupan ke arah yang tidak bisa dibayangkan dampaknya. Jangan sampai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu jauh dari nilai- nilai kemanusiaan.
“Teknologi rekayasa genetik seperti kloning misalnya. Di satu sisi dapat menjadi pendorong kemajuan manusia terutama dalam keamanan pangan dan kesehatan. Namun aplikasi teknologi kloning tanpa landasan etika dan moral, akan membawa dampak yang mengancam kemanusiaan itu sendiri,” kata Megawati saat berbicara usai mendapatkan pengukuhan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) dari Universitas Pertahanan, Sentul, Jawa Barat, Jumat 11 Juni 2021.
Dengan kemajuan dalam penguasaan kode genetik menurutnya, tidak hanya ketidaksempurnaan alam yang akan dikoreksi.
Lebih jauh kata dia, rekayasa genetik khususnya sektor pangan. Misalnya menyiapkan bahan pangan yang tahan penyakit dan lebih kaya nutrisi.
Bahkan dengan teknologi pulalah kemampuan organ manusia dapat ditingkatkan. Sehingga usia harapan hidup manusia semakin meningkat dan tentu kualitas hidup diharapkan lebih baik.
“Namun kesemuanya membawa implikasi yang luas bahkan menyangkut substansi dasar tentang karya penciptaan, jika manusia tidak diingatkan tentang tanggung jawab sosialnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan,” tutur Megawati.
Pada kesempatan itu, Megawati mengatakan yakin bahwa disrupsi teknologi yang dihadapi manusia Indonesia bisa diatasi dengan kepemimpinan strategis. Yang mana kemajuan zaman harus lah melekat dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
"Ketika disrupsi akibat perkembangan teknologi menjauhkan amal kemanusiaan, membelah rasa kebangsaan, menempatkan superioritas pada opini bukan fakta dan menjauhkan nilai keadilan sosial di situlah Pancasila menjadi landasan yang menyeimbangkan atau bahkan mengoreksi. Agar teknologi tetap menempatkan supremasi nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal,” kata dia.
Dalam orasi ilmiahnya, Megawati juga menyampaikan pandangannya mengenai disrupsi atau kemajuan luar biasa di ilmu fisika, biologi, matematika, dan kimia.
Sementara dalam bidang militer, Megawati membeberkan bahwa manusia masa kini bisa merasakan dampak dari Revolution in Military Affairs (RMA) yang lahir sebagai perpaduan antara command, control, communication, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance (CSISR).
Semua hal itu telah maju seperti perkembangan teknologi ruang angkasa dan persenjataan modern dengan tingkat presisi serta kecepatan. Namun pada saat sama diingatkan Megawati, hal itu bisa juga memiliki daya hancur yang semakin menjadi ancaman serius bagi peradaban umat manusia.
Demikian halnya kemajuan dalam teknologi wireless power, nanotechnology dan kehadiran Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau yang dikenal dengan teknologi drone. Semuanya merupakan bagian dari kelanjutan revolusi teknologi informasi, Internet of Things, Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), komputasi Cloud, analisis Big Data dan banyak hal lainnya.