Gatot: Pengadaan Alutsista Rp1,7 Kuadriliun Wajar Cenderung Kecil
- Youtube Karni Ilyas Club
VIVA – Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menilai angka peremajaan atau modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) sebesar Rp1,7 kuadriliun merupakan hal yang wajar. Justru, Gatot melihat angka yang dianggarkan tersebut masih terbilang kecil.
“Menurut saya, ini angka yang wajar cenderung kecil. Sejak tahun 2009, Kita tidak pernah diatas 1 persen PDB (produk domestik bruto),” kata Gatot dikutip dari tvOne pada Kamis, 10 Juni 2021.
Dari 192 negara, kata dia, rata-rata anggarannya sudah 2,3 persen dengan PDB. Makanya, Gatot menilai wajar apabila menghitung anggaran pengadaan alutsista oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebesar Rp1,7 kuadriliun.
“Silakan hitung anggaran kita taro 1 persen dari PDB, kita kan 30 persen belanja modalnya. Makanya, saya katakan kalau Rp1.700 triliun itu normal. Ini kan antisipasi Pak Presiden 2044 itu saat 100 tahun Indonesia emas kita punya angkatan yang bener-bener hebat. Kalau itu antara Rp3.000 triliun,” ujarnya.
Hanya saja, Gatot mengatakan pembelian alutsista ini harus disesuaikan dengan kondisi. Saat ini, Indonesia lagi diserang oleh pandemi virus COVID-19. Kemudian, Gatot menganggap pengadaan alutsista ini penting pada tahapan tertentu.
“Bahwa minimum kekuatan pertahanan (minimum essential force) 2024 saja belum selesai, saya yakin tidak bisa terealisasikan karena perlu 36,8 persen yang memerlukan anggaran pertahunnya Rp70 triliun-Rp80 triliun,” jelas dia.
Menurut dia, sebenarnya logika berpikirnya Kementerian Pertahanan masih punya tugas untuk menyelesaikan renstra (rencana strategis) ketiga dari 2020-2024 mengingat tahun 2020 tidak ada gerakan sama sekali.
“Kemudian, membuat rencana juga jangka panjang sampai 2044, baru kita menentukan anggaran. Tapi bisa saja dalam situasi seperti ini mungkin lobi dulu, berapa anggaran yang ada baru dilaksanakan,” katanya.
Ia mengatakan anggaran Rp1.700 triliun untuk pengadaan alutsista normal kalau situasinya juga normal, dimana ekonomi Indonesia tidak mengalami cenderung menurun akibat pandemi COVID-19.
“Kecuali ada hal emergency berdasarkan laporan intelijen bahwa kita dalam 2-3 tahun akan terjadi perang terbuka, dikesampingkan semuanya kita harus fokus pembelian alutsista,” katanya.
Sebelumnya beredar Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia tahun 2020-2024 (Alpalhankam) yang menyatakan bahwa Kemenhan RI akan menganggarkan belanja alutsista sebesar USD 124.995.000 atau setara dengan Rp1.788.228.482.251.470 (kuadriliun).
Sementara Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto telah memberikan penjelasan kepada Komisi I DPR RI mengenai Rencana Kerja Anggaran dan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2022. Hal ini disampaikan Prabowo usai mengikuti Rapat di Gedung DPR RI Rabu 2 Juni 2021.
"Ya tadi kita beri penjelasan tentunya tadi kita fokusnya adalah anggaran, anggaran 2022. Tentunya, saya diminta menjelaskan tentang konsep rencana induk ke depan. Kita sudah menyusun itu, ya kita sering bahas, banyak pertanyaan," kata Prabowo.
Kemudian, Prabowo juga merespon soal rencana modernisasi alutsista. Menurut dia, modernisasi alutsista saat ini masih terus dimatangkan bersama dengan sejumlah pihak terkait seperti Bappenas, Kementerian Keuangan, dan pihak lainnya.
Ia menilai saat ini alutsista yang dimiliki Indonesia banyak yang berusia cukup tua. Oleh karena itu, diperlukan modernisasi dan disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.
"Sebagaimana diketahui banyak alutsista kita sudah tua, sudah saatnya memang mendesak harus diganti, kebutuhan-kebutuhan sangat penting dan kita siap menghadapi dinamika lingkungan startegis yang berkembang dengan sangat pesat," ujarnya.
Baca juga: Prabowo: Alutsista Kita Sudah Tua, Saatnya Diganti