COVID-19 di Bangkalan Menggila, Enam RS di Surabaya Siaga Penuh

Jembatan Suramadu
Sumber :
  • VIVA.co.id/Veros Afif

VIVA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan langkah kuratif serta upaya keras untuk memutus rantai penularan COVID-19 setelah jumlah kasus positif di Kabupaten Bangkalan, Madura, meningkat secara signifikan sejak beberapa hari lalu. Langkah yang dilakukan, di antaranya penyediaan layanan di rumah sakit penyangga dan melakukan tes usap antigen secara acak di Jembatan Suramadu.

Sejak Sabtu, 5 Juni 2021, Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bangkalan ditutup sementara karena beberapa tenaga kesehatan di rumah sakit itu positif COVID-19. Bahkan, satu dokter radiologi meninggal dunia. Dua Pusat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Arosbaya juga dikabarkan ditutup sementara karena sekira 29 tenaga kesehatan di dua puskesmas itu positif COVID-19.

Merespons itu, Dinas Kesehatan Jawa Timur kemudian memerintahkan sedikitnya enam rumah sakit di Surabaya untuk menjadi rumah sakit penyangga bagi warga Bangkalan yang membutuhkan layanan kesehatan. Enam rumah sakit itu ialah RSUD dr Soetomo, RS Unair, RS Haji, RS PHC, RS Adi Husada, dan RS Al Irsyad.

Langkah lainnya yang dilakukan Pemprov Jatim ialah melakukan penyekatan secara acak dan tes usap antigen secara acak di Jembatan Suramadu sisi Surabaya sejak Sabtu malam lalu. Kendaraan dari arah Madura dihentikan. Pengendara dan penumpangnya dites usap di lokasi jika tidak mengantongi surat hasil tes bebas COVID-19.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, informasi diterima dari Wali Kota Surabaya serta tim yang bertugas di lapangan, hingga Minggu, dari tes yang dilakukan terhadap 2.401 pengendara secara acak, ditemukan 70 orang reaktif dan 17 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka semua langsung dirujuk ke RS Darurat Lapangan dan RS  Haji Surabaya.

“Mobilitas antara Surabaya dan Madura di Jembatan Suramadu ini kan tinggi sekali, Pemprov bersama Pemkot Surabaya sepakat agar diterapkan screening swab antigen acak. Karena Surabaya ibu kota provinsi, sehingga potensi interaksi akan lebih tinggi dangan kabupaten/kota lainnya. Maka kita mencegah adanya lonjakan yang lebih tinggi dengan swab antigen drive thru ini,” katanya dalam keterangan tertulis diterima Minggu malam, 6 Juni 2021.

Khofifah mengklaim sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bangkalan sejak 3 Juni terkait peningkatan kasus COVID-19 di ujung barat Pulau Madura itu, sebelum informasi lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan tersiar ke publik. Hari itu juga tim dari Dinkes Jatim juga telah mengecek ke Arosbaya, kecamatan yang paling banyak kasus positifnya.

“Penanganan yang holistik harus dilakukan, terutama untuk tracing dan testing serta menurunkan BOR. Karena saat ini BOR di Kabupaten Bangkalan terus meningkat. Di RSUD Bangkalan bed-nya itu dari 90 tempat tidur, yang terpakai sudah 73 bed,” ujar Khofifah.