30 Perawat COVID-19 di Morowali Utara Belum Terima Insentif 9 Bulan

Wakil Bupati Morowali Utara Djira K (ketiga dari kanan) mendengar keluhan puluhan perawat di RSUD Kolonodale yang tidak pernah mendapat insentif penanganan pasien COVID-19 selama sembilan bulan, Kamis, 3 Juni 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Rolex Malaha

VIVA – Sebanyak 30 perawat mendatangi Wakil Bupati Morowali Utara di Sulawesi Tengah, Djira K, untuk melaporkan bahwa selama sembilan bulan tidak pernah mendapat insentif penanganan pasien COVID-19 dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolonodale tempat mereka bekerja.

"Kami datang mewakili teman-teman perawat yang selama ini mendapat tugas khusus menangani pasien yang terindikasi positif COVID-19. Kami sudah menanyakan kepada pimpinan RSUD Kolonodale dan Dinas Kesehatan tapi tidak mendapat jawaban," kata Ketua Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI) Morowali Utara Marsoni Sule, Kamis, 3 Juni 2021.

Di depan Wakil Bupati mereka mengaku terkahir mendapat insentif penanganan pasien COVID-19 Agustus 2020.

Marsoni mengemukakan para perawat itu mendapat Surat Keputusan (SK) khusus untuk menangani para pasien COVID-19.

"Dengan demikian mereka mendapat honor atau insentif khusus selain honor yang mereka terima setiap bulannya sebagai perawat," ujarnya.

Djira dalam pertemuan itu menyampaikan agar para perawat bicara apa adanya tanpa ditambah atau dikurangi. "Bicara terbuka saja, jangan takut-takut. Nanti kita cari tahu apa masalahnya," ujarnya.

Ia menjanjikan segera memanggil pihak-pihak terkait untuk mengonfirmasi laporan para perawat itu.

Djira juga sempat menanyakan besaran honor tiap perawat dari dana COVID-19 untuk mengetahui angka total honor yang mereka persoalkan.

"Besarnya honor tergantung dari jumlah pasien COVID-19 yang dirawat. Makin banyak pasien yang dirawat maka makin besar nominalnya," ujar Marsoni. (ant)