Pidato Said Aqil soal Pasukan China, PBNU: Konteksnya Bicara Sejarah
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Viral di media sosial video pidato Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyebut 'tanpa pasukan China tidak ada Indonesia'. Terkait itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Masduki Baidlowi menyampaikan penjelasan bahwa video yang dimaksud adalah kejadian lama.
Masduki mengatakan pernyataan Said Aqil dalam video itu juga konteksnya soal sejarah.
"Itu pidato lama dan konteksnya bicara sejarah. Jadi, kalau dihubungkan pada saat ini, apalagi untuk menyudutkan orang perorang itu tidak benar," kata Masduki saat dikonfirmasi, Jumat 7 Mei 2021.
Dia mengatakan karena sudah jelas konteksnya membicarakan sejarah, maka hal tersebut tak perlu diungkit untuk menyudutkan seseorang. Sebab, yang viral di medsos dinilainya terkesan menyudutkan.
Masduki mengingatkan agar bisa dipahami secara arif agar tidak salah paham mengartikan.
"Itu yang di-highlight Said Aqil bahwa sebenarnya tentara China berperan secara tak langsung atas berdirinya Kerajaan Majapahit. Gitu aja. Kerajaan Majapahit kan jadi cikal bakal tak langsung dari Indonesia ya," jelas Masduki.
Pun, ia mengatakan, bila maksud Said Aqil adalah tentang pentingnya masyarakat Indonesia majemuk dan berintegrasi. Dengan pemahaman itu, tidak ada saling bergesekan antar suku dan satu sama lain.
"Intinya, yang dimaksud Kiai Said itu tentang pentingnya kita majemuk ini berintegrasi. Konteksnya tak saling bergesekan antara suku dan satu sama lain," kata dia lagi.
Nama Ketum PBNU Said Aqil Siradj mencuat di media sosial karena videonya terkait pidato yang menyinggung 17 Agustus 1945 dan sumpah pemuda. Dalam petikan pidato itu, Said menyebut kalimat 'Artinya, tanpa pasukan China tidak ada Indonesia'.
Di video tersebut, Said Aqil yang berkacamata memakai kemeja batik lengan panjang warna coklat dan peci hitam. Saat itu, Said tampak berdiri di podium dan diduga menyampaikan pidato kata sambutan dalam suatu acara.
"Tanpa ada 17 Agustus 45 tidak akan ada negara Indonesia, tanpa Sumpah Pemuda tidak ada semangat satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Tanpa Sumpah Palapa tidak akan ada Sumpah Pemuda. Tanpa Majapahit tidak akan ada Sumpah Palapa. Tanpa pasukan China tidak akan ada Majapahit. Artinya, tanpa pasukan China tidak ada Indonesia," kata Said Aqil.
Usai Said bicara itu, dalam video tampak tepuk tangan riuh dari peserta acara. Tak lama, ia melanjutkan pidatonya.
"Ini yang berani ngomong gini cuma saya. Yang lainnya takut semua," ujar Said.