Ayah Kru KRI Nanggala Mencoba Tegar: Saya Terima meski Terpukul
- ANTARA
VIVA – Bupati Jombang Mundjidah Wahab mendatangi keluarga salah satu kru kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan utara Bali dan memimpin doa untuk korban.
Bupati bertemu dengan keluarga KLS Nav Denny Richi Sambudi (28 tahub), salah satu korban kru KRI Nanggala-402 di Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben. Bupati bertemu orang tua Denny Richi.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa bersabar dan berdoa agar almarhum Denny husnulkhatimah, seluruh amal ibadahnya diterima oleh Allah dan diampuni segala dosanya. Amin," katanya.
Denny Richi sudah menikah. Istrinya, Endik Mufidatul Fitriyah (28), merupakan warga Kota Kediri, dan kini tinggal di rumah orangtuanya setelah suaminya berangkat berlayar. Ia juga kini hamil delapan bulan.
Bupati bertemu dengan Marsan, ayah Denny Richi Sambudi, dan didampingi adiknya, Lilik Indarti. Marsan mengaku sangat berduka. Ia baru ditinggalkan dua orang yang sangat dia sayangi, yakni istri serta anaknya. Ia tidak menyangka kejadian ini berturut-turut terjadi pada keluarganya. Namun ia ikhlas dengan hal ini, karena sudah takdir dari Tuhan.
"Sudah takdirnya, saya terima saja dengan ikhlas meski sedih dan terpukul hati saya. Tapi mau bagaimana lagi semua nyawa kan milik Tuhan," kata Marsan.
Adelia Titania Arsani (21), adik Denny, bercerita selalu berkirim kabar dengan kakaknya. Ia juga tidak mempunyai firasat apa-apa kakaknya akan meninggal dunia secepat ini.
"Saya sempat bertukar kabar lewat pesan WhatsApp dan sempat ke Gresik juga bersama. Setelah hari Minggu balik ke rumah terus ke Gresik bersama Mas. Setelah ke Gresik mengantarkan saya, terus dia balik ke tempat kerjanya, di Surabaya," kata Adelia.
Ia juga sangat sayang dengan kakaknya. Selama ini, kakaknya adalah tipikal pendiam, tertutup. Ia berharap jenazah kakaknya ditemukan dan dimakamkan di kampung halaman. Dia juga mengatakan, kakak iparnya masih kaget dengan kejadian itu dan masih menenangkan diri di rumah Kediri.
Sementara itu, keluarga juga telah menggelar pengajian serta doa tahlil yang dimulai sejak Minggu malam. Ia berharap ada keajaiban sehingga tubuh kakaknya ditemukan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono lewat konferensi pers secara virtual, Minggu (25/4), mengumumkan bahwa semua awak KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 orang dipastikan gugur. Kondisi kapal juga terbelah menjadi tiga bagian dan tenggelam di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut.
Yudo menjelaskan bahwa musibah ini bukan karena human error melainkan karena alam. Saat proses menyelam sudah melalui prosedur yang benar, mulai dari prosedur laporan penyelaman, melaksanakan peran-peran persiapan peralatan tempur, dan sebagainya. Bahkan, saat menyelam pun juga diketahui lampu masih menyala seluruhnya atau tidak terjadi blackout.
Namun, pihaknya juga menegaskan terus berkoordinasi dengan International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO) terkait dengan tindakan evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali itu. (ant)