Tak Ada Jaringan Internet, Siswa di Manggarai Ujian di Atas Bukit
- Jo Kenaru
VIVA – Ujian Sekolah Berbasis Digital (USBD) yang mestinya dilaksanakan di sekolah, terpaksa harus digelar di luar, tepatnya di atas sebuah bukit. Di SMP Negeri Satu Atas (Satap) Munde, Kecamatan Kota Komba Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum tersambung dengan jaringan internet.
Di sekolah itu tidak ada signal internet. Maka USBD terpaksa dipindahkan ke perbukitan yang terjangkau jaringan 4G. Nama bukit itu Sikuara, berjarak tiga kilometer dari Satap Munde.
Seperti pantauan VIVA, Rabu, 14 April 2021, sebanyak 46 peserta ujian SMPN Satap Munde mengerjakan ujian di bawah pepohonan.
Baca juga: Jokowi Larang Menteri Gelar Buka Puasa Bersama dan Open House Lebaran
Peserta ujian tampak santai mengerjakan soal-soal di bawah tempat teduh. Meski duduk bergerombol, mereka tetap menaati prokes COVID-19 seperti menjaga jarak dan memakai masker.
Mengerjakan ujian di atas rerumputan, memang menemui banyak gangguan, antara lain peserta ujian selalu digigit semut. Yang cukup menjengkelkan, misalnya ketika sedang mengerjakan ujian tiba-tiba batrei HP mati.
Guru-guru pendamping memang sigap menolong peserta ujian yang mengalami kesulitan. Mereka meminjamkan HP kepada siswa siswi yang HP nya mati mendadak.
Seperti yang dialami Tian, siswa kelas IX A Satap Munde ini HP nya sempat mati, hingga akhirnya ada guru meminjamkan HP kepadanya. Tapi sayangnya, Tian harus kembali mengerjakan soal dari awal.
"Saya sempat stres pak, tadi itu HP saya mati karena lowbat padahal saya sudah mengerjakan soal nomor 30, itu mau selesai tiba-tiba HP mati. Lalu ada guru yang bantu, dia pinjamkan HP-nya ke saya, saya nyaris putus asa karena harus login lagi dan kerja soal dari awal lagi," tutur Tian.
Dia berharap, persoalan yang mereka alami dalam ujian ini tidak terjadi lagi ke depannya. Sangat mengganggu jika cuaca tidak bersahabat.
"Untung saja cuaca cerah, bayangkan kalau hujan, mau pergi cari signal di mana kita. Memang ini PR bersama, pemerintah suruh kita ujian berbasis digital tapi internet parah dan listrik tidak ada, ini kan lucu namanya," katanya.
Pelaksaan UAS berlangsung dari 12 April hingga 15 April 2021. Ujian dilaksanakan dari 07.30 WITA hingga Pukul 10.30 WITA. Soal-soal ujian diunggah melalui aplikasi google form.
Kepala SMPN Satap Munde, Robertus Jani mengaku sempat kebingungan. Karena pada hari pertama ujian sekolah mereka masih bisa mengakses internet, namun pada hari kedua internetnya tiba-tiba down.
"Waktu tryout dan ujian hari pertama masih ada signal tapi setelah itu hilang total lalu kami cari titik yang kuat dan ketemulah tempat ini dan kita terpaksa ujian di sini dalam kondisi seperti ini, memprihatinkan," kata Kepsek Robertus.
Meski berlangsung dalam kondisi prihatin, namun Robertus mengapresiasi upaya keras guru-guru dan para siswa sehingga masih bisa menyelenggarakan ujian. Bahkan nilai ujian lebih tinggi dari yang diperkirakan.
"Sejauh ini nilai bagus-bagus," sebutnya.
Dikatakan Kepsek Robertus, sekolahnya hanya menanggung enam HP milik sekolah kepada peserta ujian. Pihak sekolah menanggung hotspot untuk peserta ujian yang tidak mendapat bantuan pulsa dari Kementerian Pendidikan.
Camat Keliling Pantau Ujian
Banyaknya laporan mengenai pelaksanaan USBD yang dilaksanakan secara darurat di Kota Komba, membuat Camat Regina Malon harus mengecek langsung pelaksanaan ujian, utamanya pada sekolah yang dilaporkan terkendala jaringan internet.
Wanita 54 tahun itu mengunjungi sedikitnya enam SMP, yang terpaksa melaksanakan ujian di luar gedung.
Yakni di SMP Negeri 09 Nanga Rawa, SMPN 04 Kota Komba, SMPN Satu Atas Munde, SMPN Satap Mesi, SMPN 02 Kota Komba Mok, SMPN Sata Bongarita dan Rosa Mistika yang berpindah ujian ke pinggir pantai Mbohlata.
"Sekolah-sekolah itu memang memprihatinkan, ada yang melaksanakan ujian di atas bukit, di bawah tenda darurat, di pinggir pantai. Saya akui semangat guru dan peserta ujian luar biasa sehingga masih melaksanakan ujian meski minim signal internet," katanya saat memantau pelaksanaan ujian SMPN Satap Munde di perkebunan Sikuara.
Dijelaskan Camat Kota Komba, bahwa pelaksanaan ujian di sekolah-sekolah yang memang bermasalah dengan jaringan internat. Dan persoalan ini menjadi atensi pemerintah.
"Kalau pun sempat dipusingkan dengan internet ya ujian tetap berjalan meskipun dilaksanakan dalam kondisi yang tak biasa. Perserta ujian mengerjakan ujian di bawah pohon, di atas batu, digigit semut dan lain lain. Tapi akhirnya selasai juga dengan nilai memuaskan artinya kita bisa," katanya.
Dia akan melaporkan secara resmi kepada Kepala Dinas Pendidiikan Kabupaten Manggarai Timur. Dia berharap, kondisi serupa tidak lagi terjadi pada masa-masa mendatang.
Laporan: Jo Kenaru/ tvOne Manggarai Timur, NTT.