Dampak Gempa Malang, BPBD: Data Sementara 95 Bangunan Dilaporkan Rusak

Pengunjung Mall Olimpic Garden (MOG) Kota Malang berhamburan keluar saat gempa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Gempa bumi dengan kekuatan 6,1 Skala Richer (SR) terjadi di Malang, Sabtu, 10 April 2021. Titik gempa berada di 90 kilometer Barat Daya Kabupaten Malang. Gempa terjadi pada kedalaman 25 kilometer. Gempa terasa kuat hingga membuat warga panik karena termasuk gempa dangkal. 

Akibat dari gempa ini puluhan bangunan di wilayah Kabupaten Malang dilaporkan rusak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga saat ini masih melakukan asessment untuk mengetahui pasti total bangunan yang rusak. Laporan sementara sebanyak 95 bangunan rusak ringan hingga berat. 

"Bangunan itu sementara yang dilaporkan masuk ada 95 yang rusak, 8 rusak berat. Laporan hingga pukul 18.00 WIB dan ini belum selesai masih pendataan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan. 

Sadono mengungkapkan, cakupan wilayah yang terdampak gempa bumi cukup luas. Laporan sementara bangunan rusak tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Malang. Wilayah paling banyak dilaporkan bangunan rusak di kawasan pesisir selatan.

"Ada 22 kecamatan di Kabupaten Malang yang terdampak, mulai dari pesisir selatan, Dampit, Bantur, Kalipare, Jabung, Poncokusumo, sampai Lawang. Yang rusak ada gedung sekolahan, fasilitas kesehatan, balai desa, rumah, pendopo kecamatan pagelaran," ujar Sudono. 

Sementara untuk korban jiwa, BPBD belum dapat informasi akurat soal warga yang meninggal dunia akibat gempa. Informasi awal seorang warga Ampel Gading meninggal dunia, BPBD saat ini datang ke lokasi untuk memastikan kebenaran kabar itu. 

"Informasinya ada laporan meninggal dunia tetapi kita belum dapat data pasti, di wilayah Ampel Gading," tutur Sudono. 

BPBD Kabupaten Malang saat ini berkoordinasi hingga tingkat kecamatan, serta bersama TNI dan Polri untuk pendataan di lapangan. Untuk memastikan total kerusakan dampak dari gempa di Malang. Dia mengimbau warga tetap tenang, gempa tidak berpotensi tsunami dan tidak ada gempa susulan. 

"Aktivitas subduksi aktivitas lempeng indo Australia yang bergerak rutin 6 - 7 meter per tahunnya, terus bergerak sehingga menyimpan energi sehingga mematahkan lempeng tektonik sehingga mengeluarkan gempa bumi. Kami imbau masyarakat tetap tenang mungkin kita juga di daerah Malang cukup lama merasakan guncangan banyak masyarakat yang panik," tutur Sadono.