Geolog Temukan Jejak Gunung Api Purba di Tulungagung

Siluet gambar Gunung Budeg yang diyakini sebagai jejak kawah gunung api purba di Tulungagung, Jawa Timur.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Sejumlah geolog menemukan bukti adanya jejak kawah gunung api purba saat meneliti 10 geopark baru yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

“[Di Tulungagung] kami memang menemukan banyak calon geosite yang sangat menarik secara geologis," kata Ketua Tim Survei Geologi dari Kementerian ESDM Dida Yurnaldi, di Tulungagung, Kamis, 8 April 2021.

Salah satu geosite yang menarik perhatian tim geologi ini adalah keberadaan gunung api purba di sekitar wilayah Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Lokasinya ada di selatan kota, tepatnya di sekitar Gunung Budeg.

Secara kasat mata jejak gunung api purba ini sudah tidak menyerupai jejak kawah, melainkan hanya deretan gunung batu yang menonjol di permukaan bumi.

Jejak kawah purba baru terlihat saat dilihat dari citra satelit, yang memperlihatkan dereten gunung batu nan tandus terlihat membentuk hampir setengah lingkaran di sisi timur. Sementara sisi barat atau sekitar 65 persen berupa tanah datar yang didominasi area persawahan dan permukiman penduduk.

Cira satelit itu persis kontur kaldera. Mulut kawah purba yang diduga pecah saat terjadi letusan besar sehingga separuh lebih mulut kawah terangkat dan menghilang seiring matinya gunung api purba itu.

"Geosite ini memiliki nilai geologis tinggi," kata Dida, saat menjelaskan hasil survei lapangan yang mereka lakukan selama sebulan terakhir di Tulungagung.

Taman bumi

Awalnya ada 10 geosite yang disurvei tim geolog ini. Tak hanya gunung api purba di sekitar Gunung Budeg, namun juga Air Terjun Tretes, Goa Tenggar, Pantai Kedung Tumpang, Goa Wajakensis, Pantai Sanggar, Geo Marmer, Terowongan Neyama, Telaga Buret serta Watu Ijo.

Jumlah potensi geopark bahkan kemudian bertambah. Tim geologi dari Kementerian ESDM ini mengidentifikasi sedikitnya delapan titik baru yang layak ditetapkan sebagai sebagai taman bumi (geopark).

Delapan calon taman bumi itu adalah Bukit Cemenung, Goa Song Gentong, Gunung Blejed, Sumber Agung, Sungai Niyama, Gunung Pegat, Gunung Tanggul, dan Embung Sidem.

Warisan geologi

Dida mengatakan, 18 calon warisan geologi ini akan segera dilaporkan kepada Kementerian ESDM untuk selanjutnya diverifikasi kelayakan sebagai warisan geologi tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

“Warisan geologi itu ada di situs Goa Homo Wajakensis. Situs ini bahkan mempunyai peluang menjadi warisan geologi internasional," kata Dida.

Peluang itu akan makin besar jika pemerintah daerah melakukan konservasi lingkungan di sekitar situs yang dimaksud. Ada tiga goa yang diusulkan menjadi warisan geologi internasional, yaitu goa Tenggar, Goa Song Gentong dan Goa Homo Wajakensis.

Di tiga goa kuno itu ditemukan bukti sisa-sisa kehidupan manusia purba yang saling berkaitan.

Dida melanjutkan, masih banyak wilayah Tulungagung yang belum dieksplorasi sehingga memungkinkan banyak potensi geologi yang belum ditemukan.

“Kalau memang ada dana dan waktunya, kami mendapatkan izin dari kantor pusat, mudah-mudahan kami bisa mengeksplorasi lagi,” katanya.

Untuk proses verifikasi akan dilakukan hingga akhir tahun ini, oleh tim khusus. Pihaknya akan berupaya agar warisan geologi yang ada diikat statusnya, dengan alasan-alasan ilmiah.

Kendati begitu, Dida optimis warisan geologi di Tulungagung lolos verifikasi. Hal itu tak lepas dari adanya komitmen dari masyarakat sekitar situs-situs itu yang mempunyai tekad untuk menjaga warisan geologi ini. (ant)