Jokowi Diminta Tetapkan Musibah Banjir NTT Jadi Bencana Nasional

Banjir bandang di Flores Timur NTT
Sumber :
  • Instagram @lazalbunyan

VIVA – Jumlah korban meninggal terus bertambah akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur. Presiden Jokowi pun diminta untuk segera menetapkan bencana nasional.

Wakil Ketua Umum DPP Demokrat Benny Kabur Harman menyampaikan alasan permintaan status bencana nasional. Salah satunya mengingat korban jiwa yang banyak. Pun, ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal. Tak hanya itu, infrastruktur rusak parah sebagai dampak dari bencana.

"Kami meminta Presiden Jokowi segera menetapkan bencana NTT sebagai bencana nasional mengingat korban nyawa yg tidak sedikit, ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal, putusnya konektivitas, kerusakan infrastruktur meluas, dan dampak sosial ekonomi yg tidak kecil.#RakyatMonitor," demikian cuitan Benny di akun Twitternya, @BennyHarmanID dikutip pada Selasa, 5 April 2021.

Dikonfirmasi VIVA terkait cuitannya, Benny menambahkan pentingnya status bencana nasional. Ia menekankan penduduk yang jadi korban dalam bencana ini banyak tinggal di pulau-pulau. Para korban bencana pun mengalami putus komunikasi.

Selain itu, menurut politikus asal NTT tersebut kemampuan daerah sulit menangani bencana besar tersebut.

"Mobilisasi bantuan sangat sulit karena jalan dann jembatan pada putus. Kapasitas daerah tidak cukup untuk atasi masalah bencana yang memerlukan urgent action," tutur Benny.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan update data korban jiwa akibat bencana alam di NTT. Sedikitnya 128 orang meninggal dunia di NTT akibat dampak cuaca ekstrem yang ditandai munculnya siklon tropis Seroja.

"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati di Jakarta, Selasa, 6 April 2021.

Ia merincikan, korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Selain korban meninggal, ada juga total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.