BMKG: Siklon Tropis Seroja Buktikan bahwa Perubahan Iklim Itu Nyata

Sejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu, 4 April 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan munculnya siklon tropis seroja yang mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bukti bahwa perubahan iklim global itu nyata.

"Perubahan iklim global itu memang nyata, ditandai semakin meningkatnya suhu, baik di udara maupun di muka air laut," ujar Dwikorita dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin, 6 April 2021.

Menurut dia, fenomena ini jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun, sejak sepuluh tahun terakhir, kejadian siklon tropis semakin sering terjadi. Bahkan pada 2017, dalam satu pekan bisa terjadi dua kali siklon tropis. Gejala itu, katanya, menjadi isyarat kuat bahwa dampak perubahan iklim global harus segera diantisipasi.

Perihal siklon tropis seroja di NTT, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini waspada bibit siklon pada 2 April. Beberapa faktor yang mengakibatkan terbentuknya bibit siklon seroja itu suhu muka laut yang semakin hangat di wilayah Samudera Hindia mencapai lebih dari 26,5 hingga 29 derajat celsius atau melebihi rata-rata.

"Ada kenaikan dua derajat celcius itu sudah sangat signifikan untuk kondisi cuaca," kata dia.

Kemudian suhu udara di lapisan atmosfer menengah pada 500 milibar juga makin hangat lebih dari 7 derajat celsius. Dua hal itu meningkatkan kelembapan udara dan mengakibatkan naiknya tekanan udara.

"Akibatnya terjadi aliran angin karena sifatnya siklonik, artinya ada pusat kemudian dikelilingi oleh suhu udara yang lebih dingin maka terjadilah aliran massa udara atau angin yang sifatnya siklonik," kata dia.

Siklon tropis memberikan dampak berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang. Selain itu memberikan dampak pula pada gelombang laut yang tinggi.

Dwikorita menjelaskan siklon tropis diprediksi masih akan terjadi hingga Selasa (6/4), namun kekuatannya mulai melemah dan makin menjauh dari wilayah Indonesia. (ant)