Pesan Sadar Keberagaman dari Anies di Konferwil XX PWNU DKI

Gubernur Anies Baswedan di Konferwil XX Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU)
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pesan keberagaman saat hadir dalam acara Konferensi Wilayah (Konferwil) XX Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU). Bertempat di Hotel Sultan, Jakarta, Anies menyatakan bahwa persatuan yang solid dan kuat antaranggota PWNU Jakarta sangat diperlukan. Apalagi konferensi ini untuk memilih Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta masa khidmat 2021-2026.

“Kami garis bawahi bahwa persatuan adalah hasil ikhtiar sedangkan keberagaman adalah kenyataan. Kita ditakdirkan lahir dengan berbagai identitas. Itu adalah ciptaan Allah tapi persatuan adalah ikhtiar manusia. Maka dari itu, PWNU dan NU teruslah menjadi penjaga dan pengayom persatuan di Indonesia,” kata Anies di Jakarta pada Jumat 2 April 2021.

Sebelumnya diketahui Ketua Tanfidziyah PWNU Jakarta terakhir adalah almarhum Saefullah yang juga sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Anies pada kesempatan itu menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas kinerja jajaran Syuriah dan Tanfidziyah selama lima tahun belakangan. Ia berharap dari 11 calon yang nantinya dipilih tersebut akan membawa PWNU semakin solid dan kuat. Sehingga, akan memperkuat kolaborasi NU maupun Pemprov DKI Jakarta ke depannya.

Ia menginginkan pemilihan berlangsung damai karena pada akhir-akhir ini kerap terjadi suatu kontestasi untuk pucuk pimpinan organisasi justru memunculkan friksi, konflik dan polarisasi.

"Siapa pun yang terpilih nanti bisa menjaga keutuhan persatuan di dalam PWNU dan menjadi solid. Kita semua berharap peran dari alim ulama, kiai bisa terus ditopang dan difasilitasi bersama melalui Nahdlatul Ulama maupun jajaran pemerintahan,” kata Anies.

Di kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan bahwa jamiyah atau organisasi NU merupakan sebuah warisan besar dari para ulama besar terdahulu yang harus dijaga. Maka dari itu, organisasi agama terbesar di Indonesia ini bukan hanya dijaga tapi diwarisi kepada generasi selanjutnya.

Kiai Marsudi dalam kesempatan itu mewakili Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj yang berhalangan hadir untuk sekaligus membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) XX NU DKI Jakarta ditandai dengan memukul gong sebanyak sembilan kali.

“NU adalah sebuah warisan dari orang tua kita, sebagaimana Allah telah mewariskan kitab kepada kita yang hendaknya menjaga dan melaksanakan ajarannya. Begitu pula NU. Sebuah warisan besar dari ulama-ulama besar di republik ini,” tutur Marsudi.