Korban Tsunami yang Hilang Diduga Anggota Polisi Ditemukan di RSJ Aceh

Pria yang diduga anggota polisi hilang saat tsunami Aceh 2004 ditemukan RSJ Aceh
Sumber :
  • Instagram @Ndorobeii

VIVA – Pria diduga mantan anggota polisi yang dinyatakan hilang saat tsunami melanda Aceh 2004 silam ditemukan di Rumah Sakit Jiwa Aceh. 

Pria itu disebut sebagai anggota Brimob BKO dari Resimen II Kedung Halang Bogor ke Polda Aceh saat konflik masih berlangsung pada 2004 lalu.

Informasi itu beredar sejumlah media sosial yang menautkan foto masa polisi yang bernama Bharaka Zainal Abidin alias Asep dengan pangkat Abripda berpakaian lengkap dengan kondisinya saat ini di RSJ Aceh.

Dikutip dari laman instagram @ndrobeii disebutkan bahwa saat di-BKO ke Aceh,  Asep ditempatkan di Poskotis Brimob Peukan Bada, Banda Aceh pada tahun 2004.

Menanggapi informasi itu, Wakil Direktur Pelayanan RSJ Aceh, Syarifah Yessi Hedianti belum bisa memastikan apakah pria yang viral tersebut mantan anggota Polri atau bukan.

Saat ini pihak rumah sakit masih melakukan pemeriksaan, termasuk melakukan tes DNA.

"Kami belum bisa memastikan karena belum dilakukan pemeriksaan," kata Syarifah saat dikonfirmasi, Kamis, 18 Maret 2021.

Menurut Syarifah, pasien belum bisa diperiksa karena kondisinya sedang tidak stabil dan terlihat gelisah. Namun apabila pasien sudah stabil, maka pihak rumah sakit akan melakukan tes DNA untuk mencocokkan apakah pasien tersebut orang yang dimaksud atau bukan.

"Kita akan periksa apakah cocok DNA-nya identifikasinya, kami tunggu pasien stabil dulu," kata Syarifah.

Informasi yang diperoleh, sosok Asep yang diduga sebagai anggota Brimob yang hilang saat tsunami 2004 silam, selama di RSJ dipanggil dengan sebutan Pak Zainal.

Pihak rumah sakit maupun rekan-rekannya tidak tahu menahu kalau sosok tersebut bernama Asep, apalagi mantan anggota Polri. "Selama ini dia dipanggil Pak Zainal," kata Syarifah.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Aceh Komisaris Besar Polisi Winardy belum bisa memberikan keterangan karena saat ini yang bersangkutan masih dilakukan serangkaian tes.

"Kita akan tes DNA sidik jari dan sebagainya, untuk memastikan," kata Winardy, Kamis, 18 Maret 2021.