Shinta Syamsul Arief, Asyiknya Jadi Presenter tvOne
VIVA – Orangnya kepo dan penasaran. Sesuatu yang baru dan menantang selalu ia hadapi dan cari jawabannya. Hal itu ia lakoni di dunia broadcasting. Mulai dari bagian produksi hingga redaksi.
Shinta Syamsul Arief betul-betul menghabiskan kariernya di dunia broadcasting secara khatam. Hampir semua printilan pekerjaan siaran ia pernah pegang.
Ia sedikit berbeda dengan kebanyakan presenter tv lainnya. Karier presenter biasanya melalui jalur redaksi dengan jenjang reporter baru kemudian penyiar berita.
Shinta memulai karier broadcastingnya pada tahun 2003 di TransTV. Ia awali sebagai tim set dan property karena kuliahnya jurusan Interior Design. Terus di-challenge untuk jadi tim kreatif, membuat konsep program. "Soalnya aku suka nulis dan suka ngayal," jelas Shinta, lulusan Trisakti, Kamis, pekan ini.
Kemudian pada tahun 2004, Shinta pindah ke RCTI menjadi script writer. Menulis naskah dan lain-lain, tapi ujung-ujungnya tetap membuat program tv.
Selama di beberapa tv itu, Shinta mempelajari banyak hal; soal technical production, megang kamera, lighting, editing, directing, dan sebagainya. "Pokoknya never ending belajar," jelasnya yang memiliki panggilan Juju nama pemeran Srimulat.
Kariernya terus melaju dengan penuh tantangan baru. Sampai akhirnya ia masuk tvOne pada 2008. Awalnya, ia diminta untuk membuat program musik, karena waktu itu tvOne masih genrenya news, sport, and entertainment.
Dunia musik bukanlah asing baginya. Selain hobi bernyanyi, Shinta juga pernah kursus alat musik dan menjadi vokalis band. Bahkan ia pernah menjadi backing vokal band Ungu untuk rekaman Album Laguku.
"Di tvOne, aku dipercaya untuk bikin program musik untuk divisi entertainment," jelas wanita kelahiran Semarang, 11 Januari 1979 penggemar musik The Cardigans dan Bjork ini.
Pada saat tvOne sudah mulai spesifik menjadi tv news dan sport, di situlah tantangan terberat Shinta. Ia harus masuk dunia redaksi atau news yang tidak ia pahami sebelumnya.
Shinta tidak mengeluh atau mundur. Ia terima tantangan itu karena ia memang suka tantangan. Semua ia jalani sambil belajar. Karena penasarannya itulah ia tekuni dan dalami secara serius.
"Aku saking pingin mendalami, aku bela belain kuliah S2 untuk belajar Komunikasi Jurnalistik," jelas Shinta yang mengambil magister di Universitas Pelita Harapan.
Di tvOne, ia merasakan dunia jurnalistik tv. Shinta harus ke lapangaan untuk wawancara. Kadang mudah, kadang sulit untuk menggali informasi. Jam kerjanya pun tak kenal waktu. Orang libur tanggal merah, ia malah masuk karena tuntatan kerja.
Semua ini ia jalani dengan rasa senang. Apalagi jadi wartawan itu harus banyak bertanya alias kepo. "Urusan kepoku bisa tersalurkan karena aku suka kan yang pingin tahu sesuatu, itu bisa kusalurkan dan berharap bisa bermanfaat untuk diriku dan orang lain," jelas penggemar drakor ini dan ngefans sama Gong Yoo dan So Ji Sub. Bahkan sudah beberapa kali bertemu So Ji Sub. Ia juga pernah wawancara dengan aktor Korea Sung Hoon.
Tentu, masuk tvOne melengkapi kariernya di dunia broadcasting. Asyik dan bangga. Di sini Shinta mendapatkan dunia jurnalistik sesungguhnya. Ia bangga menjadi bagian dari tvOne sebagai tv news dan sport no 1 di Indonesia.
"Aku lebih bangga lagi ketika dipercaya untuk menjadi salah satu news anchor tvOne," jelas Shinta yang pernah menjadi presenter program Indonesia Memilih, dan kini membawakan program Kabar Pagi tvOne.
Selain itu, ia juga kerap dipercaya menjadi host Off Air hampir semua acara tvOne. Tak hanya itu, ia juga pernah diberikan amanah untuk menjadi produser Apa Kabar Indonesia Pagi, Apa Kabar Indonesia Malam, dan saat ini produser Hidup Sehat tvOne.
Di sini, Shinta tak sekadar menjadi seseorang yang bisa mencari dan memberikan berita dengan baik, namun juga harus tahu standar broadcast yang layak tayang dan layak on air. "Baik secara materi dan look on air," jelas penyuka olahraga lari ini.
Pengalamannya 13 tahun di tvOne, Shinta menjadi sosok yang berbeda keberadaanya di dunia broadcasting. Ia seorang yang multi tasking karena berani menerima beragam tantangan.
"Jangan pernah berhenti belajar, selalu keluar dari comfort zone dan selalu lakukan dengan hati. Ikutin flow dan prosesnya. Kadang gak sesuai ekspektasi, tapi kadang itulah yang terjadi asal lakukan yang terbaik dan dengan with your heart," ujar Shinta yang hobi baca buku ini.