Depok Sebut Data COVID-19 dari Pusat Tak Akurat
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Pemerintah Kota Depok mempertanyakan penilaian Satgas Penanganan COVID-19 pusat, Wiku Adisasmito, yang menyebut Depok sebagai salah satu kota dengan kasus tertinggi penyebaran virus coroan. Dalam keterangannya, Wiku merilis jumlah pasien positif di kota itu 7.096 orang.
“Ini data tidak menunjukan data riil di Kota Depok, terjadi gap data yang tinggi. Kasus konfirmasi aktif hari ini di Depok berjumlah 3.737 orang, tidak seperti yang dirilis Satgas pusat 7.096 orang,” kata Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Kamis, 25 Februari 2021.
Menurut Dadang, perbedaan atau kesenjangan data itu menjadi masalah utama dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, padahal data adalah basis utama kebijakan dan dijadikan input perhitungan zona risiko daerah.
Baca: Ini Alasan Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia Jadi Prioritas
“Masalah ini sudah disampaikan sejak lama, baik ke pusat maupun provinsi. Waktu itu sempat rekonsilisasi data, sempat gap-nya tidak terlalu tinggi. Nah, sekarang ini terjadi lagi gapnya tinggi,” ujarnya.
Dadang mendesak Satgas Pusat untuk konsen terhadap permasalahan data ini. Satgas COVID-19 pemerintah pusat mesti segera mencocokkan datanya dengan data yang dimiliki pemerintah daerah, termasuk Depok. “Ini bahaya jika tidak segera diselesaikan.”