Ketua Umum MUI: Tak Ada Akhlak, Bangsa Bisa Hancur
- VIVA.co.id/ Syaefullah.
VIVA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftachul Akhyar, menyampaikan akhlak adalah inti dari ajaran agama Islam. Ketiadaan akhlak membuat bangsa yang sekalipun banyak orang saleh akan hancur.
Hal itu disampaikan Kiai Miftach dalam acara Istighasah dan Muhasabah untuk negeri di Masjid Istiqlal, Jakarta, secara virtual pada Kamis malam, 29 Januari 2021.
Ia mengutip hadis Rasulullah SAW. Dia menyampaikan Sayyidah Zainab pernah datang ke hadapan Rasulullah bertanya, “Adakah kami ini akan rusak, hancur, dan binasa padahal di antara kami masih banyak orang-orang yang saleh?"
Rasulullah menjawab: “Betul, bisa terjadi manakala akhlak, moral, sudah tidak menjadi sebuah bangsa, sebuah generasi.”
Baca juga: Waketum MUI: Jangan Ada Pemaksaan Siswi Nonmuslim Pakai Jilbab
Miftach menambahkan, semua peradaban tergantung bagaimana akhlak karimah. Sudah banyak negara yang kuat pada zaman dahulu runtuh karena moral dan akhlaknya.
Seperti yang dikatakan sastrawan asal Mesir, Ahmad Syauqi. “Bangsa yang besar ditentukan sebagaimana berdirinya dan tegaknya akhlak. Manakala akhlak runtuh, rusak, maka keberdayaan, peradaban, kekuatan sebuah negara akan runtuh pula."
Kelemahan sebuah bangsa, tutur Miftach, adalah saat tidak memegang teguh akhlak terpuji. Akhlak adalah hal terpenting untuk menentukan apakah sebuah peradaban akan tergusur atau tidak dari permukaan bumi.
Tidak adanya akhlak tersebut bisa menggerogoti kekuatan anak bangsa, terutama kaum mudanya. Mereka menjadi sulit bersaing dengan negara lain dengan ketiadaan akhlak, tiada pula cita-cita luhur.
“Di pundak para pemudi kita, dalam semangat mengisi kehidupan ini, perlu menunjukkan moralitas yang baik. Karena akhlak penentu kedudukan yang sangat tinggi,” kata Miftach.