Pemuda Muhammadiyah Nasihati Pandji Pragiwaksono yang Bandingkan FPI
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Sejak kemarin, nama komika dan presenter Pandji Pragiwaksono, trending di Twitter. Ini terkait video berdurasi singkatnya, yang membandingkan FPI dengan NU dan Muhammadiyah.
Secara umum, Pandji membandingkan kenapa FPI lebih bisa diterima masyarakat bawah. Sementara Muhammadiyah dan NU menurutnya sudah elitis, sementara ulama-ulama FPI terbuka pintunya untuk masyarakat bawah.
Sehingga dengan begitu, menurut Pandji pembubaran FPI sangat gampang. Tapi bukan menjadi solusi dan penyelesaian masalah.
Video itu kemudian viral. Baik yang pro dan kontra. Seperti Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin, yang memberi nasihat atas pernyataan Pandji tersebut.
"Saya hanya sarankan pada saudara Pandji, jika ingin menjadi analis sosial, perlu banyak baca, jangan asal ngoceh saja, ocehan saudara itu dapat menimbulkan kemarahan kader-kader Muhammadiyah terutama yang sekarang sedang berjuang membantu masyarakat di Kalimantan Selatan (banjir bandang) dan Sulawesi Barat (gempa bumi)," jelas Razikin, dalam keterangan persnya, Kamis, 21 Januari 2021.
Dia mengingatkan, NU dan Muhammadiyah adalah organisasi kerja sosialnya sudah sangat banyak dan besar. Tidak bisa dibanding-bandingkan, termasuk dengan FPI. Meskipun menurutnya, kehadiran sejumlah ormas juga patut diapresiasi.
Dia berharap, Pandji bisa lebih peka lagi. Apalagi dia merupakan seorang public figure yang tentu mendapat sorotan luas dari masyarakat. "Coba deh banyak lagi belajar biar lebih mantap," katanya.
Dalam video yang beredar luas di media sosial tersebut, Pandji menyoroti bagaimana peran kemanusiaan FPI yang kini resmi dilarang oleh pemerintah. Tapi ia membandingkan kenapa warga tidak ke NU dan Muhammadiyah yang jelas-jelas ormas besar.
"Pintu rumahnya FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau dateng bisa, 'lu mau apa, lu ngobrol sama gua', yang NU sama Muhammadiyah karena udah terlalu tinggi dan elitis, warga tuh enggak ke situ, warga justru ke nama-nama besarnya FPI," katanya.
Namun Pandji sendiri sudah melakukan klarifikasi dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai statement-nya tersebut. Ia mengaku, bahwa apa yang disampaikannya itu adalah mengutip pernyataan sosiologi Thamrin Amal Tomagola.
Dalam balasan di Twitter terhadap akun pengacara Muannas Alaidid, Pandji juga menyebut bahwa itu wawancaranya dengan Thamrin Amal Tomagola pada tahun 2012 saat ia menjadi penyiar di Hard Rock FM Jakarta.