Detik-detik Menegangkan saat Banjir Bandang di Puncak Mas
- VIVA / Muhammad AR (Bogor)
VIVA – Selasa pagi cuaca gerimis dengan kabut pekat yang mulai menyeliputi perkebunan teh di Puncak Mas, Bogor, Jawa Barat. Hujan terus menguyur sejak Senin kemarin, bahkan tak sempat menyurutkan air yang basah di jalan dan perkebunan.
Devi yang baru saja pulang dari pasar dikagetkan dengan suara teriakan warga. "Banjir, awas banjir di atas" kata Devi meniri teriakan warga, ditemui VIVA di salah satu pengungsian.
"Warga yang di atas sudah pada lari. Warga lain bilang air sudah sampai blok C (pemukiman)," tutur Devi.
Air sungai selebar dua meter tiba-tiba menggulung dan berubah warna menjadi coklat. Tak sampai beberapa menit, air semakin deras. Devi yang berada di pintu rumah pun kebingungan dan langsung memboyong adik dan keluarganya keluar.
"Waktu mau pulang sudah sampai depan rumah. Sudah masuk rumah tapi saya binggung saya keluar lagi kasih tahu adik. Kita binggung panik langsung kasih tahu adik saya kita lari ke bawah. Di rumah tidak ada siapa-siapa, anak-anak saya sudah di luar. Alhamdulillah bantuan sudah ada. Harapanya ke depan kejadian ini tidak terjadi lagi. Rumah saya belum lihat kondisinya," kata Devi
Sementara warga lain, Entis mengatakan, kejadian sekitar pukul 09.30 WIB. Ia menyebut luapan air bah sendiri dipicu Hujan tak berhenti sejak kemarin hingga membuat air sungai Cisampay meluap.
"Tadi pagi hujan tidak berhenti dari kemarin. Setengah 10 saya dapat informasi dari istri, saya lagi di luar dan langsung ke sini, ternyata lebih parah seperti ini (banjir bandang) makanya diungsikan dulu sama warga di sini," tutur Entis.
Entis mengatakan, kejadian ini baru pertama kali terjadi. Di sungai yang memiliki lebar tak kurang dari tiga meter itu padat penduduk. Pemukiman sendiri sudah ada sejak lama, bahkan pada zaman kolonial Belanda. Penghuni di sana ditinggali oleh para warga setempat yanh mayoritas merupakan buruh pemetik teh.
"Baru pertama kali besar seperti ini sebelumnya paling normal sekarang besar seperti ini baru hari ini. Alhamdulillah sejauh ini belum ada orang yang hilang semua sehat wal afiat. Yang terdampak blok C paling banyak. Di sini ada 4 rumah terdampak. Di atas banyak ada puluhan rumah. Yang terdampak ada 3 RT. Sungai Cisampay," ungkap Entis.
Ketua RW setempat, Asep Atui melaporkan terdapat rumah yang rusak dan hilang sementara yang terdampak keseluruhan sekitar 20 rumah. Namun sepengetahuannya, lebih dari 200 rumah berada di lokasi pemukiman PTPN tersebut.
"Ada 20 rumah tapi yang dikosongkan semua sudah dievakuasi. Ada sekitar 200an rumah komplek Gunung Mas dari 3 RT yang terendam langsung yang masuk air 2 rumah," katanya.
Lanjut Asep menuturkan, hujan sejak kemarin menyebabkan Curug Cisampay yang mengaliri sungai di bawahnya meluap. Namun menurutnya sebesar apapun hujan tak membuat air sungai meluapkan air bah. Banjir bandang sendiri tumpah akibat aliran curug yang tertutup oleh longsoran.
"Awal kejadian karena hujan saja sampai dua hari terus terusan. Tiba-tiba ada longsoran dan tertutup aliran airnya kebendung dan melimpah langsung," katanya.
Asep mengimbau warganya agar tidak kembali kerumah untuk sementara waktu. Sebab cuaca hujan membuat air bah meluap berulang kali.
"Ini sudah 5 kali limpahan air. Masalahnya di sini kalau airnya mengecil kita harus menghindar karena akan terjadi bah limpahan. Ini sudah 5 kali luapan dari sungai curug Cisampai. Jangan ke sini dulu berbahaya," ungkap Asep yang mengatakan bahwa warganya kini diungsikan di area Wisma Apandi milik PTPN VIII.