Isu Drone China di Selat Malaka, Anggota DPR: Kemlu Perlu Protes Keras

Anggota DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi
Sumber :
  • Instagram @bobbyrizaldi

VIVA –  Pemerintah terutama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) diminta bersikap cepat untuk merespons ditemukannya drone pengintai di kedalaman Laut Selat Malaka. Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi mengatakan Kemlu seharusnya sudah memiliki sikap resmi.

Menurut dia, penemuan drone pengintai ini persoalan serius lantaran isunya benda tersebut milik China. Drone itu juga disebut berbentuk tabung dan memiliki banyak sensor serta transmiter jarak jauh.

"Ya, memang ini perlu disikapi dengan beberapa hal. Pertama, jelas protes keras secara diplomatik kepada RRT oleh Kemlu," kata Bobby, dalam keterangannya, Minggu, 3 Januari 2021.

Menurut dia, Kemlu harus tegas menyampaikan nota diplomatik dengan mengirimkan surat protes kepada China. Ia menekankan demikian lantaran kegiatan spionase negara asing di RI harus diwaspadai.

Bobby mengatakan protes perlu disampaikan karena menyangkut teritorial negara.

"Indonesia harus punya sikap tegas bila ada kegiatan spionase negara asing di teritori RI, terlepas apakah ada hubungan bilateral ekonomi yang significant, karena ini menyangkut kedaulatan bangsa, jangan sampai dianggap loyo," jelas politikus Golkar itu.

Pun, ia memberikan catatan kritis untuk pemerintah terkait persoalan ini. Kata dia, keamanan bawah laut Indonesia jadi tantangan serius yang wajib diatasi pemerintah sehingga modernisasi peralatan deteksi bawah laut perlu diperkuat.

Terkait itu, ia meminta ada peran dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sebab, Prabowo baru saja bertemu dengan Menhan China Wei Fenghe pada September 2020.

"Tidak lama berselang ada kejadian ini, dan disebutkan drone ini milik RRT. Jangan hanya karena ada ketergantungan soal supply chain medis COVID-19 atau hal lainnya, membuat sikap pemerintah baik Kemlu atau Kemhan ‘lemas’ dengan RRT," ujarnya.

Kabar drone ini jadi perhatian publik setelah ditemukan seorang nelayan Indonesia. Nelayan tersebut menemukan benda mirip rudal lengkap dengan kamera di dalamnya di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.

Mengutip ABC News, ahli pertahanan dan keamanan Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis menduga benda tersebut adalah drone bawah laut yang dimiliki China. Drone tersebut dikirim China untuk memahami oseanografi dan sifat batimetri bawah laut wilayah tersebut.

Davis menyampaikan, insiden tersebut patut diwaspadai karena drone ditemukan pada rute maritim utama yang menghubungkan Laut China Selatan dengan Samudera Hindia dekat daratan Australia.