Cerita Whisnu Sempat Mengira Risma Bisa Rangkap Jabatan

Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat menghadiri Misa Natal
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengaku sempat mengira Tri Rismaharini alias Risma bisa merangkap jabatan, menjadi Menteri Sosial (mensos) sekaligus Wali Kota. Karena itu, ia mengaku santai dan tak berpikir beralih posisi dari Wakil Wali Kota Surabaya menjadi Plt wali kota. 

Hal itu disampaikan Whisnu kepada wartawan usai menghadiri Misa Natal di Gereja Katolik Redemtor Mundi, Dukuh Kupang, pada Kamis malam, 24 Desember 2020.

"Karena beritanya Bu Risma bisa merangkap (jabatan), maka saya masih tenang-tenang saja kemarin. Karena surat (Plt)-nya baru saya terima sore tadi, ya, apapun harus kita laksanakan," katanya.

Baca juga: Khofifah Tunjuk Whisnu Jadi Plt Kota Surabaya

Whisnu menuturkan, pada prinsipnya ia akan melaksanakan apa yang sudah diprogramkan oleh Risma sebelumnya untuk sisa jabatan dua bulan ke depan.

"Kalau definitif (jadi Wali Kota Surabaya) itu urusan lain, mau definitif atau tidak yang penting bagi saya roda pemerintah Kota Surabaya harus terus berjalan untuk kepentingan rakyat Surabaya," ujarnya. 

Untuk kepentingan itu, Whisnu mengaku berkoordinasi dengan Sekretaris Kota Surabaya dan jajaran pejabat lainnya untuk menggelar rapat internal pada Jumat siang atau sore, 25 Desember 2020. Tujuannya ialah melanjutkan dan menyelesaikan program-program yang telah digariskan di masa Risma untuk dua bulan ke depan.

"Apa-apa yang belum selesai, akan diselesaikan," jelasnya.

Menghadiri dan menyapa umat Nasrani di Surabaya saat Misa Natal di gereja adalah kebiasaan Risma setiap tahun. Itu sebabnya Whisnu hadir ke acara Misa di Gereja Katolik Redemtor Mundi dan beberapa gereja lainnya.

"Makanya saya tanya titik-titik yang mengadakan perayaan malam Natal dengan tatap muka. Salah satunya di Gereja Redemtor ini dan setelah ini saya geser ke Gereja GKI di Diponegoro," ucap Whisnu. 

Putra dari mantan Sekjen PDIP, almarhum Soetjipto Soedjono, itu mengaku juga berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 untuk memastikan perayaan Natal oleh umat Nasrani di Surabaya berjalan aman dan nyaman kendati penuh keterbatasan karena pandemi COVID-19. Begitu pula soal libur Tahun Baru, ia mengaku akan berkoordinasi dengan Kepolisian setempat.

Sebelumnya, Risma menjadi sorotan setelah dilantik sebagai Mensos oleh Presiden Jokowi pada Rabu, 23 Desember 2020. Bukan soal pengangkatannya sebagai menteri, melainkan sikap dirinya yang tak kunjung mengajukan pengunduran diri dari jabatan Wali Kota Surabaya. Ia malah mengklaim diizinkan Jokowi untuk wira-wiri Surabaya-Jakarta menjalankan dua tugas sekaligus.

Sontak hal itu menjadi polemik. Hingga kemudian Kemendagri memutuskan untuk memberhentikan Risma dari jabatan wali kota, merujuk pada Pasal 78 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Kemendagri menindaklanjuti keputusan itu dengan mengirim surat kawat kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Rabu malam. 

Segera setelah itu Khofifah menggelar rapat dan mengeluarkan Surat Perintah bernomor 131/1143/011.2/2020 tertanggal 23 Desember 2020 yang berisi penunjukan Whisnu Sakti Buana sebagai Plt Wali Kota Surabaya. Surat itu dikirimkan Sekretariat Daerah Pemprov Jatim ke Setda Kota Surabaya. 

"Dengan terbitnya surat perintah tersebut, maka Whisnu Sakti yang semula menjadi Wakil Wali Kota Surabaya, resmi menjadi Plt Wali Kota Surabaya per hari ini, Kamis, 24 Desember 2020," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya.