Cuaca Buruk Selat Sunda: Dari Kapal Kandas hingga Tabrakan
- VIVA/Yandi Deslatama
VIVA – Cuaca buruk yang terjadi di Selat Sunda – terutama di perairan dekat Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten –telah menimbulkan sejumlah peristiwa. Salah satunya, kemacetan panjang kendaraan hingga keluar pelabuhan. Kendaraan antri panjang karena kapal sulit sandar, sehingga tidak bisa membawa kendaraan yang hendak ke Pulau Sumatera.
Kemudian adanya tragedi senggolan Kapal Motor Penumpang (KMP) di Dermaga 2 dan Dermaga 3 Pelabuhan Merak. Kejadian senggolan kapal ini, berdasarkan informasi yang dihimpun, melibatkan kapal Caitlyn yang sedang sandar di Dermaga 2. Kemudian datang KMP Royce yang sedang masuk haluan dan akan sandar di Dermaga tiga. Namun Royce menyenggol badan kapal Caitlyn.
Baca juga: Sritex Beri Klarifikasi Soal Tas Bansos COVID Rekomendasi Gibran
Kejadian senggolan kapal ini beruntung tidak menimbulkan kerusakan berarti, korban luka maupun korban jiwa. Berdasarkan informasi yang beredar, peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 19 Desember 2020.
"Kalau senggolan kapal artinya karena kondisi alam, tapi saya belum dapat (laporan) senggolannya seperti apa, itu bisa terjadi karena alam kurang bersahabat," kata General Manajer (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Hasan Lessy, di kantornya, Senin 21 Desember 2020.
Begitu pula masuknya air laut ke dalam kapal saat gelombang tinggi terjadi di Dermaga I Pelabuhan Merak. Beruntung air itu bisa langsung keluar dan tidak mengendap di dalam kapal.
"Namanya gelombang, bagaimanapun pasti terjadi demikian, kalau air masuk keluar itu hal biasa. Kapal itu kan dibuat ada pembuangannya, air itu tidak mengendap di dalam, jadi tidak berbahaya. (Air masuk) Di ruang kendaraan itu, tidak masalah," terang Hasan.
Peristiwa terbaru terjadi Minggu malam, 20 Desember 2020, sekitar pukul 23.50 WIB. KMP Safira Nusantara yang berangkat dari Pelabuhan Bakuheni Lampung, itu mengalami kandas sebelum sandar di Pelabuhan Merak.
Saat kandas, kapal itu berisikan 286 penumpang, 4 sepeda motor, 47 kendaraan pribadi, 3 pick up, 8 unit colt diesel, 1 bus, 14 truk besar dan 14 unit tronton.
"Kapal kandas di buoy merah, lampu buoy tidak terlihat, di duga karena lampu mati," kata Kasie Keselamatan Berlayar pada Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten, Hendra Prassetya Ganefo.
Proses penarikan sudah berusaha dilakukan pada Senin dini hari tadi, 21 Desember 2020, dimulai pukul 03.20 WIB. Kapal berusaha ditarik oleh tug boat Tirtayasa I dan Tirtayasa III. Hingga pukul 04.25 WIB, kapal tidak berhasil ditarik karena air laut surut. Kemudian konsumsi bagi penumpang dikirim pagi tadi pukul 06.50 WIB, agar tidak kelaparan.
"Menurut keterangan dari nahkoda, kapal tidak ditemukan adanya kebocoran. Evakuasi penumpang juga dibantu oleh Basarnas Banten yang menyiagakan dua kapal. Kemudian KSOP Banten menyiagakan KNP 333 dan KNP 372," jelasnya. (ren)