Terungkap Penyebab Demo Buruh Ricuh di Konawe

Ilustrasi garis polisi di tempat kejadian perkara.
Sumber :
  • VIVA/Dani

VIVA – Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara, Kombes Ferry Walintukan membenarkan ada lima orang yang menyerahkan diri atas kerusuhan saat unjuk rasa di perusahaan tambang PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI).

“Iya kemarin ada lima orang menyerahkan diri ke kasat Reskrim, kemudian kita amankan di Polda,” kata Ferry saat dihubungi VIVA pada Rabu, 16 Desember 2020.

Adapun lima orang yang menyerahkan diri yaitu inisial IS (27), RM (37), WP (25), NA (23), dan AP (23). Menurut dia, dua orang yang menyerahkan diri merupakan mahasiswa yaitu NA dan AP.

Kemudian, Ferry mengatakan, penyidik sudah melakukan gelar perkara atas kasus unjuk rasa yang berujung ricuh hingga pembakaran yang terjadi pada Senin, 14 Desember 2020. Hasilnya, kasus ini ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan.

“Sehingga, menetapkan lima orang sebagai tersangka Pasal 160 dan Pasal 216 KUHP dengan ancaman 6 tahun penjara. Mereka koordinator lapangan,” ujar dia.

Saat ini, Ferry menambahkan, lima orang tersangka masih diamankan di Polda Sulawesi Tenggara untuk dilakukan pendalaman lebih lanjut termasuk perihal apakah mereka ditahan atau tidak.

“Untuk penahanan masih digelar perkara. Jadi belum ditahan, tapi masih diamankan. Karena, mereka kan menyerahkan diri,” tuturnya.

Di samping itu, Ferry menjelaskan kronologi kericuhan unjuk rasa yang dilakukan oleh Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) Kabupaten Konawe bergabung dengan Dewan Pengurus Wilayah Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional Sulawesi Tenggara.

“Itu demo biasa, tapi tahu-tahu eskalasi naik dari 150 menjadi 800 orang. Demonya tidak ada izin pemberitahuan,” katanya.

Setelah itu, Ferry menambahkan, massa demonstran meminta supaya bisa bertemu dengan pihak manajemen PT VDNI. Begitu difasilitasi oleh Kapolres Konawe AKBP Yudi Kristanto, massa malah mengamuk.

“Sudah difasilitasi oleh kapolres, tapi antara manajemen dengan buruh tidak ada titik temu sehingga mulai terjadi perusakan, pembakaran-pembakaran,” tuturnya.

Baca juga: ILC Terakhir, Fahri Minta Kenang-kenangan Karni Ilyas di Amplop