Buaya Berkalung Ban Muncul, Warga Resah karena Tambah Gemuk

Buaya berkalung Ban.
Sumber :
  • tvOne.

VIVA – Warga kota Palu beberapa hari lalu kembali dibuat geger dengan kemunculan buaya raksasa berkalung ban motor, yang muncul di Sungai Palu, Sulawesi Tengah. Buaya itu tiba-tiba muncul lagi setelah beberapa tahun hilang.

Dalam video yang viral di media sosial, kemunculan buaya sepanjang empat meter itu semakin menarik lantaran ada seorang emak-emak yang terlihat berdiri sangat dekat dengan buaya itu. Buaya itu pun diketahui sudah semakin gemuk dibanding terakhir kali muncul.

Baca juga: Pengakuan Ketua DPRD DKI Soal Heboh Kenaikan Gaji Anggota Dewan

Terlihat wanita yang mengenakan baju seperti daser berwarna merah itu sedang berdiri di pinggir sungai dekat buaya besar, tanpa bergerak sedikit pun. Warga yang melintas di sekitar lokasi pun dibuat heboh dengan penampakan tersebut.

Buaya besar ini telah menjadi perhatian warga sejak tahun lalu. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencoba melepaskan ban bekas yang menjerat leher buaya, namun hingga kini usaha tersebut belum membuahkan hasil.

Pasca kemunculannya pada 1 Desember lalu, masyarakat terutama pecinta satwa liar khawatir ukuran buaya yang semakin besar itu akan tercekik dengan adanya ban bekas di lehernya. Apalagi ban motor bekas itu diketahui sudah bertahun-tahun menjerat lehernya.

Warga pecinta reptilia pun mengajak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawasi Tengah, untuk bersama menangkap buaya dan melepas ban dari lehernya.

"Mari kita kerja sama untuk membantu buaya berkalung ban melepaskan lilitan ban di lehernya. Harapan ke depan dipercepat bagaimana caranya agar tidak meresahkan kita semua kalau misalnya muncul seperti itu pasti ramai lagi di jalan," kata pecinta reptilia Sulawesi Tengah, Muhammad Gunanta dikutip dari tvOne, Sabtu 5 Desember 2020.

Pihak BSDA Sulawesi Tengah mengaku terus memantau kondisi buaya itu. Menurut mereka ban belum membahayakan, meskipun buaya itu semakin gemuk. Pihak BSDA belum melanjutkan upaya mereka karena khawatir mengundang kerumunan warga yang bisa memicu penularan COVID-19.