Jaga NKRI dari Separatis, TNI Polri Didukung Bertindak Tegas di Papua

Aparat TNI dan Polri mengawal proses pemberangkatan keluarga korban penembakan KKB untuk diterbangkan ke Timika di Wamena, Papua, beberapa waktu silam. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

VIVA – Kelompok separatis seperti OPM di Papua, hingga kini masih eksis dan terus menebar ancaman. Beberapa waktu lalu, bahkan kelompok ini melukai prajurit TNI yang berpatroli di Nduga, Papua.

Masyarakat Bela Keutuhan NKRI  (Masbehi) Yogyakarta, menilai perlu bagi TNI dan Polri untuk mengambil tindakan tegas. Untuk di Papua, mereka berharap agar otonomi khusus tetap dilanjutkan dan pembangunan digencarkan. 

Mereka mendukung upaya penyelamatan dari kelompok separatis tersebut, saat berunjuk rasa di Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, pada Senin 30 November 2020.

“Masbehi mendorong pemerintah untuk melanjutkan program Otonomi Khusus (Otsus) dan pembangunan yang lebih nyata bagi Provinsi Papua dan Papua Barat,” ujar koordinator aksi, Muhammad Alvin Khoiru.

Baca juga: Kapolri: Tindak Tegas Kelompok MIT, Jika Melawan Tembak Mati

Kelompok ini, menurutnya, disokong oleh kelompok tertentu terutama dari luar. Lebih lanjut Alvin mendukung langkah TNI Polri untuk menangani aksi  separatisme yang terjadi di wilayah Papua.  

“TNI dan Polri harus bertindak tegas terhadap segala bentuk upaya dan praktik kelompok-kelompok separatisme yang sengaja merongrong persatuan dan kesatuan NKRI,” tegasnya.

Alvin juga menghimbau kepada mahasiswa Papua yang sedang menuntut ilmu di Yogyakarta, untuk tidak mendukung ide separatis Papua.  “Yogyakarta terbuka dan ramah terhadap semua saudara se bangsa dan se tanah air, sepanjang tidak mengganggu keutuhan NKRI, karena Yogyakarta berperan besar dalam sejarah bangsa ini,” ujarnya.

Selain itu, aksi anarkisme, terorisme, hingga radikalisme, yang masih terjadi di Indonesia. Contoh terbaru, kata Alvin, terkait kasus pembantaian di Sigi, di mana empat orang dalam satu keluarga yang dibunuh oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

Menurutnya, kasus tersebut sudah menodai rasa kemanusiaan. Alvin bersama Masbehi mengutuk keras tindakan itu dan meminta kehadiran serta ketegasan negara untuk mengusut hingga tuntas tragedi tersebut.

“Dari aksi ini kita ingin terus menjaga NKRI agar jangan sampai terpecah belah oleh beberapa oknum tersebut. Kita berbeda, tapi tetap satu karena kita punya Bhinneka Tunggal Ika, apa pun yang merugikan persatuan bangsa dan menodai kemanusiaan tidak bisa dibenarkan entah dari mana asalnya,” tegasnya.

Alvin menjelaskan peserta aksi kali ini berjumlah sekitar 200 orang dengan beberapa ormas yang berbeda. Tidak hanya itu saja, beberapa pelaku usaha atau PKL yang berjualan di area Malioboro dan sekitarnya juga ikut dilibatkan.

Aksi dimulai dari halaman parkir selatan Pasar Beringharjo hingga akhirnya orasi di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Masbehi Yogyakarta yang didalamnya terdapat unsur seniman, budayawan, pengacara, politisi, mahasiswa, buruh serta aktivis perempuan.

Pihaknya juga mendorong segenap elemen bangsa untuk memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI dalam menghadapi segala tantangan nasional maupun global termasuk menghadapi pandemi COVID-19. 

Menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi saat ini, Masbehi Yogyakarta menyerukan seluruh elemen bangsa mengedepankan asas musyawarah mufakat dengan menempatkan semangat persatuan di atas kepentingan individu, kelompok maupun golongan. (ren)