Nasihat FPI ke Pangdam Jaya: TNI Didirikan Ulama
- VIVA / Kenny (Jakarta)
VIVA – Panglima Komando Daerah Militer atau Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman jadi perhatian dengan pernyataan kerasnya soal pembubaran Front Pembela Islam (FPI). Pernyataan ini menyangkut penurunan baliho Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Terkait itu, Ketua DPP FPI, Slamet Maarif menyampaikan pesan khusus kepada Dudung. Ia mengingatkan bahwa TNI didirikan seorang ulama yaitu Jenderal Soedirman.
Menurutnya, sejak dulu TNI menyatu dengan umat Islam sehingga jangan mau diadu domba.
"Saya menasihati TNI bahwa TNI didirikan oleh ulama (Jenderal Soedirman). Dari dulu menyatu dengan umat Islam. Jadi, TNI jangan mau diadu dengan ulama dan umat Islam," kata Slamet, Jumat, 20 November 2020.
Baca Juga: Fadli Zon: Ada Otak Kotor yang Tak Suka dengan Anies dan Habib Rizieq
Terkait baliho Habib Rizieq yang diturunkan sejumlah prajurit TNI, ia memberikan penjelasan. Ia bilang baliho itu bukan dipasang FPI.
Dia menyebut yang memasang baliho itu adalah masyarakat sebagai sambutan terhadap Habib Rizieq yang kembali pulang ke Tanah Air.
"Spanduk yang dicabut itu bukan kita yang pasang, tapi umat yang pasang. Isi spanduk juga ucapan selamat datang IB HRS dan beliau sudah ada di tanah air," ujarya.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman marah terhadap aktivitas FPI yang diduga memasang baliho Habib Rizieq di sejumlah titik lokasi Jakarta. Dudung menyampaikan demikian kepada awak media di Monas, Jakarta Pusat, Jumat, 20 November 2020.
Awalnya Dudung menjawab pertanyaan wartawan soal video viral di media sosial yaitu sejumlah orang berseragam TNI menurunkan baliho Habib Rizieq. Ia tak menampik yang melakukan aksi itu adalah prajurit TNI berdasarkan perintahnya.
"Ada (orang) berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya," ujar Dudung.
Ia menekankan prajurit TNI dikerahkan karena awalnya petugas satpol PP diterjunkan. Namun, diduga anggota FPI kembali memasang baliho-baliho tersebut.
Dudung menegaskan pihaknya tak segan mengambil tindakan jika FPI masih berani memasang baliho atau spanduk yang tidak sesuai aturan.
Menurut dia, aparat TNI akan bergerak jika ada ajakan atau provokasi yang mengganggu keamanan negara. Ia dengan geram jika masih tak bisa diatur maka FPI sebaiknya dibubarkan.
"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja! Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri, saya katakan itu perintah saya," ujarnya.