Temuan Jalur Trem Jadi Bukti Transportasi Massal Modern di Malang
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Penemuan jalur trem atau jalur kereta api tengah kota pada era kolonial Belanda menjadi bukti bahwa transportasi Kota Malang lebih maju ketimbang daerah lain. Jalur trem itu dirilis oleh Belanda pada 15 Februari 1903 dan diprediksi ditutup pada 1959.
Jalur trem ini ditemukan di perempatan Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang. Penemuannya bersamaan dengan pengerjaan proyek Kayutangan Heritage oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tidak disangka justru mereka menemukan nilai heritage yang sesungguhnya. Warisan sejarah itu tertimbun aspal jalan raya selama berpuluh-puluh tahun.
"Temuan rel trem ini membuktikan bahwa transportasi Kota Malang lebih maju dari kota lain. History seperti ini yang perlu ditampilkan. Ini sebagai bagian dari pembelajaran, ilmu pengetahuan bagi masyarakat," kata Kepala Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, Agung Harjaya Buana, Rabu, 11 November 2020.
Agung menegaskan, temuan benda ini adalah artefak. Jalur trem membuktikan bahwa Kota Malang telah memiliki transportasi massal modern terlebih dahulu dibandingkan daerah lain. Jalur trem terbentang dari kawasan Blimbing hingga Kedungkandang, Kota Malang. Sementara itu, kawasan Kayutangan Heritage adalah jalur perdagangan, sentra bisnis, dan sentra produksi.
"Pada intinya PT KAI (otoritas perkeretaapian) meminta artefak itu masih tetap berada di situ. Kita pengin memberikan pembelajaran kepada masyarakat, bahwa sejak tahun 1.900, Malang itu sudah punya moda transportasi massal yang belum dimiliki kota lain," ujar Agung.
Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang telah berkoordinasi dengan PT KAI. Mereka berdiskusi untuk mencari langkah yang harus diambil dalam kegiatan setelah penemuan rel.
Dugaan mereka, rel ini tidak hanya ditemukan di koridor perempatan Kayutangan, tetapi juga koridor Jaksa Agung Suprapto. Mereka terlebih dahulu melihat sejauh mana rel kereta bersinggungan dengan proyek Kayutangan Heritage.
"Kami juga tidak mau dengan penambahan pekerjaan ini memperlambat pengerjaan proyek tersebut. Kita juga tidak ingin masyarakat Kota Malang terganggu karena banyak jalan yang ditutup. Kami sedang mencari cara bagaimana yang lebih mudah, cepat dan semua aspek terpenuhi dan masyarakat bisa melewati kembali kawasan ini," tutur Agung.
Konsultan Supervisi PT Prospera Consulting Engginer, Warjo, selaku kontraktor pembangunan Kayutangan Heritage mengatakan, langkah awal mengamankan terlebih dahulu jalur trem. Mereka akan menunggu keputusan berbagai pihak untuk menyelamatkan warisan sejarah itu.
"Rel ini akan kami tutup. Pengamanannya yaitu dengan dicor. Di atasnya masih ada selisih sekitar enam sentimeter akan ditutup menggunakan batu andesit. Agar tidak rusak dengan karat. Kami jamin besi rel ini aman. Apalagi ini pengerjaan proyeknya kami kebut. Pengerjaan selama 24 jam penuh dan paling lambat akan rampung pada 20 Desember 2020, nanti," kata Warjo.
Kini berlangsung proyek pembangunan kawasan heritage di Kawasan Kayutangan, meliputi pertigaan PLN dan perempatan Kayutangan. Proyek pembangunan digarap melalui dana APBN senilai Rp23 miliar. Sepanjang Jalan Basuki Rahmat ditutup akibat proyek itu. (art)
Baca: Bangun Kayutangan Heritage, Jalur Trem Peninggalan Kolonial Ditemukan