Megawati Bilang Jakarta Amburadul, PKS: Jangan Baper, Jadikan Cambuk

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mardani Ali Sera

VIVA –  Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahwa Jakarta amburadul memantik reaksi dari elite partai politik. Salah satu yang mempersoalkan dari suara oposisi yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, meminta agar aparat Pemerintah Provinsi DKI tak terbawa perasaan mendengar ucapan Megawati tersebut. Saat ini, Jakarta dipimpin Gubernur DKI Anies Baswedan yang diusung koalisi PKS bersama Gerindra. 

Menurut dia, ucapan Megawati tersebut mesti jadi cambuk untuk bekerja semakin baik ke depan.

"Pertama, buat Pemda dan warga Jakarta jangan baper terhadap pernyataan Bu Megawati. Jadikan cambuk bahwa Semarang, Solo dan Surabaya yang dipilih jadi Intellectual City. Selamat bagi ketiga kota," kata Mardani melalui pesan singkatnya kepada VIVA, Rabu 11 November 2020.

Baca Juga: Megawati Sebut Jakarta Amburadul, Ulil Abshar: Ndak Lah Bu

Mardani bilang meski belum terpilih sebagai kota intelektual, Jakarta tetap menjadi parameter kemajuan Indonesia. Ia meminta agar Jakarta jangan jadi kecil hati.

Pun, ia menyebut Jakarta belakangan ini juga banyak meraih penghargaan di dunia internasional.

"Jakarta tetap provinsi yang menjadi parameter kemajuan Indonesia karena bukan hanya ibu kota tapi juga mendapat banyak penghargaan termasuk yang terakhir didapat adalah Sustainable Transport Award (STA) 2021 dan juga memborong 9 award dari Kominfo dan lain-lain," ujar Mardani.

Dia menekankan Pemprov dan warga Jakarta diminta tak perlu menghiraukan ucapan Megawati tersebut. Sebab, yang paling penting adalah penilaian langsung dari warga Jakarta.

"Jadi, yang paling menentukan bagi Pemda adalah penilaian dari masyarakat dan warganya," tutur Mardani.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati menyebut Jakarta Amburadul karena Ibu Kota negara tak berhasil meraih penghargaan City of Intellect atau kota intelektual.

Penghargaan kota intelektual ini merujuk riset oleh tim yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas.

Adapun Kota yang meraih predikat itu Semarang, Solo, dan Surabaya. Megawati dalam kesempatan itu membanggakan tiga kota tersebut yang ternyata dipimpin kader PDIP selaku Wali Kota. 

Megawati mengkritik kondisi Jakarta saat ini yang berbeda ketika awal ia dan keluarga pindah ke Ibu Kota pada 1950-an. Saat itu, Megawati mengaku pindah dari Yogyakarta.

"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," tutur Megawati. (ren)