Mahfud: Demo Pernyataan Presiden Macron Tak Boleh Anarki

Menkopolhukam Mahfud MD.
Sumber :
  • Reza Fajri/VIVA.

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan, Presiden Jokowi telah bertemu dengan sejumlah pemuka agama dan sepakat untuk mengecam pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang dinilai telah menghina agama Islam dan melukai perasaan umat Islam di dunia.

Pertemuan tersebut dilakukan Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dan para pemuka agama dari MUI, NU, Muhammadiyah, KWI, PGI, PHDI, Permabudi, dan Matakin.

"Sikap Presiden Jokowi dan para pimpinan umat beragama itu juga merupakan bentuk seruan kepada seluruh umat beragama, agar menjaga persatuan dan toleransi," kata Mahfud, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Karenanya, Mahfud menegaskan bahwa demi menjaga situasi politik dan keamanan di Indonesia, pemerintah menyerukan bahwa setiap upaya mengekspresikan atau menyatakan pendapat terkait dengan apa yang dinyatakan oleh Presiden Macron itu dapat dilakukan dengan tertib dan tidak merusak.

Hal itu misalnya, bisa diekspresikan melalui media-media yang tersedia karena tidak ada yang boleh dirusak atau diperlakukan secara anarki.

"Karena Indonesia ini tidak ada satu institusi atau orang atau siapa pun, yang harus dianggap ikut bertanggung jawab dengan pernyataan Presiden Macron," ujar Mahfud.

Oleh sebab itu, lanjut Mahfud, masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi, pendapat, atau bahkan kritik terkait kontroversi semacam itu, diharapkan bisa menyampaikannya secara tertib dan tidak melanggar hukum.

"Sekali lagi, tidak ada di sini yang harus bisa dianggap ikut bertanggung jawab, apakah itu institusi, apakah itu perusahaan, apakah itu orang yang harus dianggap ikut bertanggung jawab atau mendukung pernyataan Presiden Macron," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia mengecam keras Presiden Prancis, Emmanuel Macron, atas kontroversi yang ditimbulkannya baru-baru ini.

Hal itu seiring kecaman yang juga dilayangkan Presiden Jokowi, atas tindakan kekerasan yang terjadi di Kota Nice, Paris, yang telah menimbulkan korban jiwa.

"Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Perancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Jokowi dalam konferensi persnya yang disiarkan di akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Jokowi berpendapat bahwa apa yang dilakukan Emmanuel Macron itu berpotensi memecah belah persatuan antar-umat beragama di dunia.

Baca juga: Polisi Tangkap Pria yang Todongkan Senjata ke Petugas Hotel Fame