Ridwan Kamil Jawab Keresahan Publik soal Halal-Haram Vaksin COVID-19
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan bahwa pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pegawas Obat dan Makanan (BPOM) masih mengkaji kandidat vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan kepada masyarakat Indonesia. Depok menjadi salah satu kota pertama yang warganya akan divaksinasi.
“Vaksinnya sendiri, hari ini, … memang belum ada kepastian pasti, karena masih menunggu semuanya lolos BPOM, sebagai institusi negara yang memberikan lampu hijau atau pun merah dari peredaran produk medis, baik obat atau vaksin,” katanya saat ditemui di Depok pada Kamis, 22 Oktober 2020.
Untuk mendukung penanggulangan pandemi COVID-19, salah satu upayanya menaikkan imunitas orang sehat melalui vaksin. Vaksin yang akan didistribusikan di Indonesia ada dua jenis: satu yang dibeli atau diimpor dari luar negeri dan yang diproduksi di dalam negeri oleh PT Bio Farma.
“Karena ada pertanyaan apakah halal atau enggak proses, kontennya, dan sebagainya. Kemudian layak edar atau tidak. Ini domainnya ada di pemerintah pusat,” kata Ridwan.
Baca: Brasil Tolak Vaksin COVID-19 Buatan China
Vaksin jenis dua, yang diproduksi di Bandung oleh PT Bio Farma, masih dalam tahap uji klinis. Tahap terakhir uji klinisnya sudah dilalui dan sekarang proses pemantauan atas reaksi tubuh orang yang disuntik vaksin itu. Ridwan Kamil menjadi salah satu relawan yang disuntik vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac.
“Itu bulan Desember-Januari akan ketahuan hasilnya: apakah dua suntikan yang ada di tubuh saya ini menaikkan imunitas sampai mendekati 90 persen,” ujarnya.
Sebelum vaksin itu hadir, katanya, Provinsi Jawa Barat ingin menjadi provinsi yang paling siap dalam manajemen koordinasi pelaksanaannya. Vaksinasi massal pertama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.