Cegah Pelajar Ikut Demo, Khofifah Libatkan OSIS hingga Komite Sekolah

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta para kepala sekolah, guru, dan kepala cabang dinas pendidikan melibatkan Komite Sekolah dan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS untuk meminimalisasi para pelajar agar tidak ikut-ikutan berdemonstrasi. Imbauan itu disampaikan Khofifah mengingat banyaknya pelajar yang ikut berdemo menolak UU Omnibus Law beberapa hari terakhir dan berujung rusuh. 

Khofifah mengatakan, keikutsertaan Komite Sekolah dan OSIS dirasa bisa menjadi pendekatan yang efektif dalam memberikan pengertian kepada pelajar dan mengawasi agar tidak turut dalam aksi unjuk rasa. Mereka masih usia anak-anak karena itu perlu disadarkan belajar lebih penting.

“Saya minta para kepala sekolah dan guru kelas mengundang Komite Sekolah, baik secara langsung maupun virtual. Begitu pula pengurus OSIS. Mereka diajak ikut untuk mengajak putra-putri atau temannya agar tetap konsentrasi belajar,” kata Khofifah saat mengikuti jalannya virtual meeting dengan Kepala sekolah SMA-SMK se Jatim pada Selasa, 13 Oktober 2020.

Baca juga: Menko Luhut Sebut Vaksinasi Corona di Kota Bogor Mulai November 2020

Melalui Komite Sekolah, lanjut Khofifah, diharapkan para orangtua bisa membimbing dan memonitoring langsung aktivitas anaknya. Melalui grup sosial media, ia meminta orangtua bisa bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memonitor agar pelajar tetap fokus pada kegiatan belajar.

Begitu juga dengan pendekatan OSIS. Menurut Khofifah, dengan adanya kedekatan emosional sebagai teman sebaya, dirinya meminta para pengurus OSIS bisa melakukan pendekatan kepada temannya baik melalui media sosial maupun secara langsung. 

"Kalau OSIS bahkan bisa lebih efektif karena merupakan pendekatan teman sebaya, yang menggunakan bahasa mereka, juga dengan  diksi ala milenial,” ujarnya. 

Khofifah juga menekankan pentingnya literasi digital bagi pelajar sebagai upaya untuk mem-filter dalam menerima dan mencerna informasi, juga dalam mengutarakan pendapat. Mengingat banyaknya berita hoaks yang tersebar di kalangan pelajar. 

Khofifah merasa bahwa tak hanya langkah antisipatif, namun juga langkah edukatif dan rehabilitatif yang diperlukan dalam kondisi saat ini.

“Di sinilah peran dari pendidikan karakter yang  dirasa sangat penting khususnya bagi anak-anak  SMA dan SMK,” ungkap mantan menteri Ssosial itu.

Khofifah pun merasa wajar menekankan soal itu. Sebab, menurut Direktur Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Slamet Hariyadi, 65-70 persen dari total pendemo yang diamankan di beberapa titik aksi di Jatim pada 8 Oktober lalu adalah pelajar SMA/SMK.

Polda membuka diri untuk berkoordinasi dengan dinas dan instansi terkait untuk mencegah keikutsertaan pelajar dalam aksi-aksi di masa datang. 

"Bapak-ibu sekalian tidak perlu khawatir. Bapak-ibu sekalian tidak sendirian, kita akan selalu mendampingi untuk membina anak-anak kita," kata Slamet di forum yang sama. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Prov. Jatim Wahid Wahyudi meminta para kepala sekolah dan guru agar memantau semua kegiatan pelajar, khususnya mulai pukul 10.00 hingga 14.00 siang. Dirinya juga meminta agar guru wali kelas juga masuk ke dalam grup Whatsapp pelajar untuk mempermudah pemantauan.