Dikira Mau Aniaya Ustaz, Dua Pemuda Kembar Babak Belur Dihajar Massa

Garis polisi (ilustrasi)
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Dua pemuda kembar bernama Nuryaman dan Nuryamin di Sukabumi, Jawa Barat, menjadi korban penganiayaan oleh warga sekitar akibat kesalahpahaman. Dua pemuda itu dipukuli warga setempat karena dikira akan menganiaya seorang ustaz yang ada di kampung tersebut.

Aksi persekusi dua pemuda kembar oleh Warga Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi itu sempat viral di media sosial. Video tersebut viral lantaran dua pemuda kembar itu hendak mendatangi seorang ustaz yang ada di pondok pesantren di Desa Bojongkokosan.

Si kembar yang diketahui akan melakukan pengobatan alternatif kepada ustaz tersebut disangka warga akan menganiaya ustaz. Kekhawatiran ini muncul karena mencuat lagi kasus orang gila yang menyerang ulama, seperti yang dialami Syekh Ali Jaber di Lampung beberapa waktu lalu. 

Kecurigaan pemuda sekitar semakin menjadi ketika si kembar saat ditanya tujuannya ke rumah sang ustaz malah kabur dan berkata kasar. Warga emosi lalu menganiaya korban dan melucuti pakaiannya. 
 
"Ketika ditanya, dia jawab, 'cicing sia', pemuda tersulut emosi, pelaku berjalan meninggalkan lokasi, diikuti oleh pemuda. Si pelaku lari, terjadi kejar-kejaran sampai terjadi pemukulan," kata Dudi Sutriadi, warga sekitar.

Beruntung, polisi yang langsung tiba di lokasi kejadian langsung mengamankan korban dan membawanya ke kantor polisi. Kapolsek Parungkuda, Kompol Endah mengatakan penganiayaan terhadap pemuda kembar ini murni karena kesalahpahaman warga terhadap korban yang akan mendatangi rumah seorang ustaz.

"Mereka datang ke ustaz mau berobat karena adiknya mengalami gangguan jiwa, ini diantar oeh kakaknya," kata Kapolsek. 

Berujung Damai

Kasus tersebut menjadi terang setelah orang tua Nuryaman dan Nuryamin datang ke Polsek Parungkuda, dan menjelaskan kalau salah satu anaknya itu memang sedang sakit dan hendak berobat, bukan ingin menganiaya ustaz yang akan mereka datangi.

Akhirnya mediasi dilakukan di kantor Polsek Parungkuda yang dihadiri dua kepala desa, tokoh masyarakat dan orang tua korban. Kedua belah pihak akhirnya menyadari bahwa kejadian ini murni kesalahpahaman.

Kepala Desa Bojongkokosan, Dini Rahmawati menyatakan permintaan maaf kepada keluarga korban dan warga Desa Pondok Kaso atas kejadian ini. Ia bersedia bertanggung jawab atas insiden yang terjadi di desanya. 

"Kami juga akan membiayai pengobatan korban ini hingga sembuh," ujarnya. (ren)

Laporan: Rizki Gustana/tvOne Sukabumi