Pangdam: Tabur Bunga Gatot Nurmantyo dan Jenderal TNI Tak Ada Izin

Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman (tengah)
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman menjelaskan, kronologi tabur bunga Jenderal purnawirawan TNI Gatot Nurmantyo Cs yang berakhir ricuh. Dudung menjelaskan kejadian berawal saat aksi tabur bunga yang digelar oleh Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (P2KN) dalam rangka mengenang peristiwa G30S/PKI. Aksi tabur bunga tersebut diketahui tidak mengantongi izin  dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Hal tersebut menjadi alasan dari Dandim Jakarta Selatan, Kolonel Infrantri Ucu Yustia mendatangi TMP Kalibata.

"Kemudian surat itu ditujukan kepada Kementerian Sosial. Namun oleh Kemensos tidak diizinkan dengan alasan karena COVID-19," ujar Mayjen TNI Dudung Abdurachman, di kantornya, Kamis, 1 Oktober 2020.

Baca juga: Moeldoko Beberkan soal Pencopotan Gatot Nurmantyo

Selanjutnya pada sekitar pukul 15.00 WIB, sekitar kurang lebih 150 orang purnawirawan mendatangi TMP Kalibata.

"Kemudian dari aparat keamanan mengimbau agar protokol kesehatan tetap harus dipegang teguh. Namun dari pihak purnawirawan dari PPKN tetap memaksa ingin melaksanakan ziarah," kata Dudung.

Dudung menjelaskan, toleransi yang diberikan kepada purnawirawan untuk menggelar aksi tabur bunga tersebut sudah besar. Pihak Kodim memberikan izin mengelar aksi tabur bunga dengan maksimal 30 orang.

Selanjutnya, Dudung menambahkan, saat purnawirawan melaksanakan aksi tabur bunga, ada beberapa orang yang melakukan aksi deklarasi pro Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI).

"Namun di luar dugaan ada sebagian yang memanfaatkan situasi untuk mendeklarasikan, mendukung KAMI dan menyinggung masalah kebijakan pemerintah," ujar Dudung. 

Sebelumnya diberitakan, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sempat diprotes oleh sekelompok orang ketika mau melakukan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Rabu, 30 September 2020.

Namun, ratusan orang yang memprotes kedatangan Gatot itu, langsung bubar saat didatangi oleh sejumlah ormas yang turut serta dalam kegiatan tabur bunga Pahlawan Revolusi bersama para purnawirawan TNI. Para demonstran yang memprotes Gatot kabur ke arah Cililitan, Jakarta Timur.

Ormas yang ikut dalam kegiatan tabur bunga di antaranya Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (FKPPI), Bang Japar dan lainnya. Mereka mengawal kegiatan tabur bunga yang dipimpin oleh mantan Panglima TNI itu.

Setelah massa yang memprotes kabur, selanjutnya Gatot bersama para Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara berhadapan dengan personel TNI dan Polri. Bahkan, Gatot sempat bersitegang dengan Dandim Jakarta Selatan Kolonel inf Ucu Yustia saat mau masuk ke area makam.

“Ini di makam pahlawan ya. Anda punya Sapta Marga, sumpah prajurit. Anda bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kami purnawirawan akan menghormati para pahlawan yang jadi korban G30S/PKI," kata Gatot..

Kemudian, Dandim (Komandan Kodim) Jakarta Selatan Kolonel inf Ucu Yustia menyampaikan hanya melaksanakan tugas dan tidak ada maksud untuk melarang Jenderal (Purn) Gatot bersama para purnawirawan yang mau berziarah dan tabur bunga ke makam pahlawan.
“Kami hanya menjalankan tugas agar sesuai dengan protokol kesehatan,” ujarnya.

Akhirnya, Gatot menghormati para prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugasnya sehingga ia diperbolehkan masuk berziarah dengan mematuhi protokol kesehatan, yakni per kelompok maksimal 30 orang.