Pesan Mendikbud Nadiem di Hari Kesaktian Pancasila
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim turut memperingati hari Kesaktian Pancasila, Kamis 1 Oktober 2020. Dalam kesempatan itu, Nadiem menyampaikan pesan khusus.
"Di hari ini kita sebagai bangsa diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri. Kita mengenal Pancasila sebagai falsafah negara kita. Ideologi bangsa kita. Kita mengenal Pancasila sebagai akar yang menyambung masa lalu dan masa depan kita bersama," kata Nadiem dikutip dari akun YouTube Kemendikbud.
Baca Juga: Hari Kesaktian Pancasila, Jokowi Ingin Rakyat Bersatu Hadapi Pandemi
"Tapi apa arti Pancasila bagi kita dalam kehidupan sehari-hari? Apa makna dari sila-sila Pancasila bagi seorang pemimpin, seorang pekerja, seorang guru, seorang ibu dan seorang anak," tambahnya.
Menurutnya, di masa pandemi seperti sekarang mungkin terasa sulit membayangkan sisi positif dari bencana yang melanda. Karena pandemi ini, secara bersamaan mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis pembelajaran.
Tetapi di saat sulit seperti ini, sila-sila Pancasila justru terlihat jelas mendarah daging di masyarakat.
"Kalau kita melihat sekeliling kita dengan lebih peka, kita bisa melihat begitu banyak pahlawan Pancasila yang menyalakan lilin-lilin kemanusiaan di lingkungannya masing-masing," katanya.
Lilin Pancasila terlihat menyala dalam pengorbanan tenaga medis yang mempertaruhkan nyawanya setiap hari untuk menyelamatkan pasien COVID-19.
"Lilin Pancasila terlihat menyala di dalam kepemimpinan di masa krisis. Kita melihat pemimpin-pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta yang berani mengambil risiko dan bergerak cepat untuk meringankan penderitaan masyarakat," katanya.
Menurutnya, di masa pandemi ini ia melihat ribuan mahasiswa yang sudah kesulitan dengan tantangan pembelajaran daring, menyalonkan dirinya sebagai sukarelawan dalam penanganan COVID-19.
Bahkan, ribuan pemilik usaha kecil yang mengorbankan labanya agar karyawannya tidak perlu dilepas walaupun pelanggan lenyap.
Ia juga melihat pemimpin umat di tempat-tempat ibadah yang menggalangkan dana untuk membantu rakyat yang agamanya berbeda dari dirinya.
Kata dia, lilin Pancasila menyala saat seniman-seniman se-nusantara dalam kondisi ekonomi terpuruk masih menyelenggarakan pertunjukan seni secara daring untuk mengingatkan rakyat betapa indahnya kebhinekaan Indonesia.
"Kita melihat lilin Pancasila dinyalakan oleh guru-guru yang mendatangi rumah pelajar di daerah-daerah terpencil agar mereka masih bisa belajar. Kita melihat lilin Pancasila menyala saat orangtua yang setelah seharian mencari nafkah, masih sempat membaca dan bermain dengan anaknya yang kesepian di rumah," tuturnya.
Pada hari ini, dia mengingat sejarah dan betapa besar pengorbanan nenek moyang untuk bangsa ini. Dan kalau melihat dengan seksama, bisa menyadari bahwa Kesaktian Pancasila terus mendarah daging di generasi saat ini.
Di masa krisis seperti ini, lilin-lilin Pancasila menerangi kegelapan di mana-mana. Pandemi ini menantang negara ini dan menguji ketangguhan sebagai rakyat Indonesia.
"Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala di hati kita masing-masing. Dalam setiap perbuatan kecil dan besar yang bisa kita lakukan bagi sesama," katanya. (ren)